MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

 

Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwal kelas saya selalu setelah zhuhur. Jadi saya memaklumi banyak diantara mereka yang fokusnya mulai terbagi dengan kantuk dan energi yang sudah terkuras sejak pagi. Namun kemudian, saat jadwal saya pindahkan ke jam pagi sekitar pukul 09.00-12.00 WIB, masih banyak diantara mereka yang menguap disela-sela penjelasan saya yang “sedikit bersemangat”. Hal ini membuat saya merefleksi kembali cara saya mengajar. Slide-slide yang panjang –karena memang butuh penjelasan detail- saya persingkat dan diselingi dengan kuis atau “maota”, ngobrol ngalor ngidul diluar tema sekalipun. Saat mengajar di mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis IT, alih-alih saya sendiri yang “berbusa-busa” mengajari sebuah tutorial, saya merasa lebih efektif menampilkan video tutorial 5-9 menit yang dapat diulang putar lagi. Awalnya saya bertanya-tanya, mengapa rentang fokus atau perhatian mereka makin singkat? Toh mereka bukan anak-anak usia 6-8 tahun yang rentang fokusnya hanya 10-15 menit. Mereka adalah mahasiswa dengan rentang umur 16 tahun ke atas yang menurut brainbalancecenters.com harusnya punya rentang fokus 32 hingga 48 menit.

Setelah “membaca” -maksudnya juga mendengar pendapat para ahli via beberapa diskusi podcast- saya mulai dapat kesimpulannya. Generasi yang sedang ada di depan saya adalah generasi yang terbiasa dengan informasi instan. Generasi Youtube short, generasi reel Intagram, generasi konten yang sering kali dibatasi hanya beberapa menit. Saya kemudian juga mendapati data bahwa rentang perhatian dalam konteks media sosial atau konten digital, GenZ  hanya memiliki rentang perhatian rata-rata 8 detik, mirip dengan ikan mas. Sedangkan dalam konteks pembelajaran atau pembicaraan yang lebih mendalam atau presentasi yang lebih panjang, usia 16 tahun ke atas mungkin bisa bertahan lebih lama (30-40 menit) dengan fokus penuh, meskipun tetap ada penurunan perhatian setelah beberapa saat.

Artinya apa? Artinya sebagai dosen, saya harus memutar otak bagaimana caranya memanfaatkan durasi yang lebih pendek (5-10 menit) agar pembelajaran tetap menarik dan sesuai dengan rentang perhatian yang lebih singkat yang dimiliki generasi muda, tanpa kehilangan kualitas materi. Salah satu metode yang lagi populer adalah microlearning, atau pembelajaran singkat.

Apa Itu Microlearning?

Microlearning adalah teknik pembelajaran yang memecah materi besar menjadi potongan-potongan kecil, yang mudah dicerna dalam waktu singkat. Biasanya materi microlearning disajikan dalam video singkat, infografis, atau modul interaktif yang dapat diakses kapan saja.

Contoh sederhananya, jika kita mengajar tentang perkembangan kurikulum, daripada langsung membahas semua teori dalam satu jam, kita bisa memecahnya jadi beberapa bagian pendek, seperti “Teori Kurikulum Tradisional” dan “Teori Kurikulum Modern”.

Terus untungnya apa kalau gaya ngajar kita pakai teknik Microlearning?

Yang Pertama, Fokus Lebih Terarah.

Dengan durasi pendek, mahasiswa lebih mudah fokus pada satu topik spesifik. Ini mengurangi kemungkinan mereka merasa kewalahan dengan informasi yang berlebihan.

Kedua, Mudah Diakses dan Diulang

Jika menggunakan video singkat misalnya, memungkinkan mahasiswa untuk mengulang materi kapan saja. Jika ada konsep yang belum mereka pahami, mereka bisa dengan mudah menonton lagi.

Lalu teknis/implementasi Microlearning itu seperti apa?

Untuk mengintegrasikan teknik microlearning dalam proses pengajaran, saya biasanya seperti ini :

1.   Pecah Materi Menjadi Modul Kecil

Memecah materi besar menjadi bagian kecil dan interaktif, sambil memanfaatkan berbagai media pembelajaran berbasis IT.

2.   Gunakan Slide dan Infografis Ringkas

Saya menggunakan slide presentasi yang padat dan infografis untuk mengilustrasikan konsep-konsep yang lebih kompleks dalam pengembangan kurikulum. Setiap slide bisa menyoroti satu poin penting, dengan visual yang menarik.

3.   Kuis Interaktif

Setelah setiap modul, buat kuis singkat (misalnya 3-5 pertanyaan) menggunakan platform seperti Google Form, Kahoot, Quizizz atau Baamboozle. Kuis ini akan mengukur pemahaman mahasiswa dan membuat mereka lebih terlibat dalam pembelajaran.

4.   Video Tutorial tentang Desain Pembelajaran Digital

Saat mengajar Mata Kuliah Desain pembelajaran berbasis IT, saya biasanya menayangkan  video tutorial pendek (5-10 menit) yang menunjukkan cara mendesain pembelajaran berbasis teknologi. Misalnya, bagaimana menggunakan LMS (Learning Management System) atau tools seperti Google Classroom, Moodle, atau Edmodo dalam desain pembelajaran. Juga memperkenalkan berbagai tools pembelajaran yang bisa digunakan, seperti padlet, canva, kahoot, atau aplikasi untuk membuat kuis. Video-video ini tidak lebih dari 5-10 menit, memberikan penjelasan praktis tentang bagaimana cara menggunakannya di kelas.

5.   Sesi Interaktif dengan Mind Mapping

Saat mengajar Mata kuliah Strategi Pendidikan Anak Usia Dini misalnya, saya sering membuat peta konsep strategi pembelajaran. Misalnya : Strategi pembelajaran metakognitif, Strategi Jigsaw, Strategi pembelajaran diferensiasi, dan lain sebagainya. Lalu melakukan Pembahasan Studi Kasus karena banyak diantara mereka yang juga sudah menjadi guru di PAUD.

6.   Video contoh cara mendongeng.

Dibandingkan ”berceramah” cara mendongeng yang baik untuk anak usia dini, saya biasanya menampilkan video youtube dongeng anak-anak singkat, seperti Video Kak Ojan. Dan membahas tekniknya bersama mahasiswa.

7.   Menggunakan AI secara Real-time.

Contohnya saat mata kuliah Kewirausahaan. Alih-alih menampilkan slide yang panjang pada sub materi Studi kasus kewirausahaan, saya biasanya langsung membukan ”Scribd”, mendowload artikel studi kasus dan pemasalahannya, dan langsung membahasnya bersama dengan ChatGPT atau perplexity atau Claude dan meminta mahasiswa menanyakan apa saja untuk langsung dijawab oleh AI tersebut. Memang tidak ada yang sempurna, tapi cukup membantu agar mereka tetap melek dan fokus.

Masa Depan Microlearning dalam Pendidikan

Microlearning tampaknya akan terus mengalami perkembangan, terutama dengan preferensi generasi digital saat ini yang lebih menyukai konten singkat, padat, dan mudah dipahami. Teknologi seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Kecerdasan Buatan (AI) diperkirakan akan memperluas cakupan microlearning secara signifikan. Dengan adanya teknologi ini, bukan hanya memungkinkan pembelajaran menjadi lebih interaktif, tetapi juga dapat memberikan pengalaman yang seolah-olah "membawa" peserta didik ke dalam materi. Misalnya, siswa dapat menjelajahi lingkungan virtual yang relevan dengan topik yang mereka pelajari atau bahkan menggunakan simulasi AI yang berfungsi sebagai asisten pembelajaran pribadi, memberikan panduan atau kuis sesuai kebutuhan mereka. Dengan perkembangan ini, microlearning bisa menawarkan pengalaman yang jauh lebih menarik dan personal, menjadikan pembelajaran tidak hanya efektif tetapi juga lebih immersif bagi siswa.

Setiap teknik pembelajaran punya kelebihan dan kekurangannya. Begitu pula Teknik Microlearning ini. Namun, upaya ini semoga bisa menjadi salah satu solusi efektif di tengah tantangan pendidikan modern. Harapannya, ini bisa membuka pintu bagi banyak peserta didik untuk belajar dengan cara yang lebih relevan dan “nyambung” dengan gaya hidup mereka.

Hari Santri 2024 : Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan

Assalamu’alaikum! Udah pada tau belum kalau tanggal 22 Oktober itu Hari Santri Nasional? Yup, hari spesial buat para santri di seluruh Indonesia. Kali ini, kita bakal ngobrol santai tapi serius tentang peran penting santri dalam membangun negeri kita tercinta. Tema tahun ini keren banget nih: "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan". Jadi, yuk kita cerita bareng-bareng!

Sejarah Singkat Hari Santri

Sebelum kita nyemplung lebih jauh, ada baiknya kita flashback dikit ke sejarah Hari Santri. Tanggal 22 Oktober dipilih bukan tanpa alasan lho, guys. Tanggal ini punya makna historis yang kuat banget.

Pada 22 Oktober 1945, atau sekitar dua bulan setelah Indonesia merdeka, para ulama dan santri se-Indonesia yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) mengeluarkan resolusi yang dikenal sebagai "Resolusi Jihad". Resolusi ini mengajak seluruh umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Keren kan?

Nah, berdasarkan sejarah heroik ini, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan peran para santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peran Besar Pesantren dalam Membangun Bangsa

Bicara soal santri, nggak bakal bisa lepas dari pesantren. Pesantren udah jadi bagian penting dari sejarah pendidikan di Indonesia sejak lama banget. Menurut data dari Kementerian Agama tahun 2022, ada lebih dari 27.000 pesantren di Indonesia dengan jumlah santri mencapai 4,8 juta. Wow, banyak banget ya!

Pesantren tentu saja bukan cuma tempat belajar agama. Pesantren punya peran besar dalam membentuk karakter dan kepribadian santri. Di pesantren, para santri nggak cuma belajar ilmu agama, tapi juga nilai-nilai kehidupan yang penting banget, kayak kemandirian, kedisiplinan, kepemimpinan dan kebersamaan dalam keberagaman.

Nah, yang bikin pesantren makin keren, mereka juga berkontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI dan mempromosikan nilai-nilai toleransi. Pesantren mengajarkan Islam yang moderat dan sesuai dengan konteks keindonesiaan. Ini penting banget buat menjaga persatuan di tengah keberagaman Indonesia.

Kurikulum Pesantren: Antara Tradisi dan Modernitas

Ngomongin pesantren, pasti kepikiran dong soal kurikulumnya. Sebagai mantan santri dan dosen kurikulum, saya semangat banget nih membicarakan sub tema ini. Nah, yang bikin pesantren makin menarik, kurikulum pesantren tuh kombinasi antara pelajaran agama dan pelajaran umum. Keren kan?

Menurut data dari Kementerian Agama, sekitar 70% pesantren di Indonesia udah mengadopsi kurikulum yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum. Ini artinya, selain belajar kitab-kitab kuning dan ilmu-ilmu keislaman, para santri juga belajar matematika, sains, bahasa asing, dan pelajaran umum lainnya. Jika berkunjung ke pesantren, kalian akan kagum ngeliat effort lebih yang dilakukan santri dalam mmpelajari kombinasi ilmu-ilmu tersebut.

Beberapa pesantren modern bahkan udah mulai mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran mereka. Ada yang pake e-learning, ada juga yang mulai ngajarin coding dan keterampilan digital lainnya. Ini buat memastikan para santri siap menghadapi tantangan di era digital.

Tapi jangan khawatir, meskipun ada sentuhan modernitas, pesantren tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang jadi ciri khas mereka. Pesantren Musthafawiyah tempat saya nyantri dulu contohnya, masih ngaji Kitab I'anatut Tholibin dengan metode pembelajaran bandongan -Ayahanda Guru membacakan, menerjemahkan, dan menjelaskan kitab, sedangkan santri mendengarkan dan mencatat- dan bahtsul masail. Bahtsul masail adalah metode pembelajaran yang melibatkan diskusi dan argumentasi untuk memahami hukum Islam. Dalam metode ini, para santri bebas mengajukan pertanyaan dan pendapatnya, dan kyai atau ustadz melakukan penilaian selama kegiatan berlangsung.

Tantangan Santri di Era Digital

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang seru nih. Di era yang serba digital kayak sekarang, tantangan yang dihadapi santri juga makin kompleks. Yuk, kita bahas beberapa di antaranya:

1.   Adaptasi Teknologi: Santri dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang super cepat. Mereka harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran dan dakwah, tapi tetap menjaga nilai-nilai keislaman.

2.   Hoax dan Informasi Menyesatkan: Di era informasi yang super cepat ini, santri harus punya kemampuan untuk memfilter informasi. Mereka harus cerdas dalam literasi digital agar bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoax atau menyesatkan.

3.   Radikalisme Online: Internet bisa jadi sarana penyebaran paham radikal. Santri harus punya pemahaman agama yang kuat dan moderasi beragama yang baik untuk menangkal paham-paham ekstrem.

4.   Persaingan di Dunia Kerja: Santri harus siap bersaing di dunia kerja yang makin kompetitif. Mereka perlu punya skill yang relevan dengan kebutuhan industri.

5.   Menjaga Identitas: Di tengah arus globalisasi, santri punya tantangan untuk tetap menjaga identitas mereka sebagai muslim Indonesia yang moderat.

Peluang Emas buat Santri

Tapi jangan pesimis dulu, guys! Di balik tantangan-tantangan tadi, ada banyak peluang emas yang bisa dimanfaatin sama para santri. Nih, beberapa di antaranya:

1.   Start-up Berbasis Syariah: Perkembangan ekonomi syariah buka peluang besar buat santri untuk terjun ke dunia start-up berbasis syariah. Misalnya, bikin aplikasi fintech syariah atau e-commerce produk halal.

2.   Content Creator Islami: Era digital buka peluang buat santri jadi content creator yang menyebarkan nilai-nilai Islam dengan cara yang kekinian. Bisa lewat YouTube, Instagram, atau platform lainnya.

3.   Diplomasi Budaya: Santri bisa jadi duta budaya Indonesia di kancah internasional. Mereka bisa memperkenalkan Islam moderat ala Indonesia ke dunia.

4.   Industri Halal: Perkembangan industri halal di dunia buka peluang besar buat santri. Mereka bisa terlibat dalam pengembangan produk halal, dari makanan sampai kosmetik.

5.   Edutech Islami: Ada peluang buat santri untuk mengembangkan platform pendidikan Islam berbasis teknologi. Ini bisa jadi solusi buat pemerataan pendidikan Islam di Indonesia.

Menyambung Juang: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Nah, setelah kita bahas semua tadi, pertanyaannya sekarang: terus kita bisa ngapain nih buat dukung para santri? Yuk, simak beberapa ide berikut:

1.   Dukung Produk Santri: Kalo ada produk atau jasa yang dihasilkan santri, yuk kita dukung! Beli produknya, pake jasanya. Ini bisa jadi bentuk dukungan konkret kita.

2.   Berbagi Ilmu: Buat yang punya keahlian khusus, misalnya di bidang teknologi atau bisnis, bisa sharing ilmu ke pesantren-pesantren. Bikin workshop atau pelatihan gitu.

3.   Kolaborasi: Buat yang punya bisnis atau proyek, coba deh kolaborasi sama santri atau pesantren. Ini bisa jadi win-win solution.

4.   Beasiswa: Kalo mampu, kenapa nggak bikin program beasiswa buat santri? Bisa dalam bentuk beasiswa pendidikan atau pelatihan skill tertentu.

5.   Spread Awareness: Share informasi positif tentang santri dan pesantren di media sosial. Ini bisa membantu mengubah persepsi masyarakat tentang santri.

Merengkuh Masa Depan: Visi Santri Indonesia

Kita udah bahas banyak hal nih, dari sejarah sampai peluang di masa depan. Nah, sekarang saatnya kita bayangin, seperti apa sih visi santri Indonesia di masa depan?

Santri Indonesia di masa depan adalah sosok yang:

1.   Berilmu dan Beriman: Punya pemahaman agama yang dalam, tapi juga menguasai ilmu-ilmu modern.

2.   Teknologi Savvy: Melek teknologi dan bisa memanfaatkannya untuk kebaikan.

3.   Entrepreneur Sejati: Punya jiwa wirausaha yang kuat, menciptakan lapangan kerja bukan cuma cari kerja.

4.   Diplomat Budaya: Jadi duta Indonesia di kancah internasional, memperkenalkan Islam moderat ala Nusantara.

5.   Agen Perubahan: Aktif berkontribusi dalam pembangunan bangsa, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.

6.   Penjaga Toleransi: Menjadi garda depan dalam menjaga kerukunan dan toleransi di tengah keberagaman Indonesia.

Nah manteman, kita udah ngobrol panjang lebar nih tentang Hari Santri dan peran penting santri dalam membangun bangsa. Dari sejarah heroik di masa lalu, tantangan di masa kini, sampai peluang di masa depan.

Intinya, santri punya potensi besar untuk jadi motor penggerak perubahan di Indonesia. Dengan ilmu agama yang kuat, ditambah penguasaan ilmu modern dan teknologi, santri bisa jadi sosok yang "nyambung juang" para pendahulu sekaligus "merengkuh masa depan" dengan optimis.

Yuk, kita sama-sama dukung para santri untuk terus berkarya dan berkontribusi buat bangsa. Karena kemajuan Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Santri maju, Indonesia jaya!

Gimana menurut kalian? Ada pengalaman atau pendapat tentang peran santri yang mau dibagikan? Yuk, share di kolom komentar!

 

Referensi:

1. Kementerian Agama RI. (2022). Statistik Pesantren Indonesia 2022.

2. Azra, A. (2020). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana.

3. Dhofier, Z. (2019). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

4. Lukens-Bull, R. (2018). Islamic Higher Education in Indonesia: Continuity and Conflict. New York: Palgrave Macmillan.

5. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional. 

A Year in Reflection: Setahun Genosida Israel di Gaza

 

Tepat setahun yang lalu, pada 7 Oktober 2023, konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah serangan Hamas ke wilayah Israel. Sejak saat itu, Israel melancarkan serangan balasan yang brutal ke Jalur Gaza, menimbulkan korban jiwa dan kehancuran masif hingga genosida. Menjelang 100 hari serangan, IDF terekam telah menjatuhkan lebih dari 45 ribu bom di Gaza dengan berat lebih dari 65 ribu ton. Jumlah itu telah melampaui kekuatan bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat ke Hiroshima pada 1945. Kantor media Palestina mendokumentasikan penggunaan sekitar sembilan bom dan rudal yang dilarang secara internasional oleh Israel terhadap warga sipil, anak-anak dan wanita. Bom-bom yang diidentifikasi oleh kantor tersebut termasuk “bom penghancur bunker (BLU-113), (BLU-109), (SDBS), tipe Amerika (GBU-28), dipandu oleh sistem GPS untuk menghancurkan infrastruktur, fosfor putih, bom pintar, dan rudal Halberd Gudum.”

Setahun berlalu, Per Oktober 2024, setidaknya 41.825 warga Palestina tewas dan 96.910 lainnya terluka. Dari total korban tewas, hampir 70% adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 10.000 orang dilaporkan hilang, diduga terkubur di bawah puing-puing.

Penghancuran pendidikan

Per 27 Agustus 2024, Kementerian Pendidikan setempat melaporkan lebih dari 10.888 pelajar tewas, bersama dengan 529 guru dan staf administrasi. Total, 17.224 anak dan 3.686 guru terluka di Gaza. Lebih dari 718.000 siswa di Gaza telah mengalami gangguan dalam pendidikan mereka akibat perang, dengan total 456 sekolah, universitas, dan gedung universitas yang telah rusak atau hancur.

Kehancuran Infrastruktur

Serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur vital Gaza:

  • Lebih dari 163.000 bangunan (2/3 dari total bangunan di Gaza) rusak atau hancur total.
  • 611 masjid dan 3 gereja hancur, 214 masjid lainnya rusak sebagian.
  • 206 situs arkeologi dan warisan budaya musnah.
  • 67% fasilitas air dan sanitasi hancur atau rusak menyebabkan penurunan 94 persen dalam jumlah air yang tersedia bagi penduduk Gaza.
  • Perkiraan biaya kerusakan pada infrastruktur penting di Gaza sekitar 18,5 miliar dolar AS (sekitar Rp288,6 triliun).

Krisis Kemanusiaan

Serangan dan blokade Israel juga telah menciptakan krisis kemanusiaan akut di Gaza:

  • 1,9 juta warga Gaza (85% populasi) terpaksa mengungsi.
  • Persediaan air menurun hingga 10-20% dari level sebelum perang.
  • 1 dari 5 warga Gaza menghadapi "tingkat kelaparan yang sangat parah".
  • Lebih dari 50.000 anak di Gaza sangat membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi akut.
  • Setidaknya 36 anak meninggal akibat kekurangan gizi.
  • Lebih dari 1,73 juta orang terjangkit penyakit menular

Layanan kesehatan

Serangan terhadap layanan kesehatan mengakibatkan 765 orang tewas, mempengaruhi 110 fasilitas, serta 32 rumah sakit yang rusak dan 115 ambulans, termasuk 63 yang mengalami kerusakan.

Di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, terdapat 25 kematian dan 111 cedera, dengan 444 ambulans dan 56 fasilitas kesehatan yang terkena dampak serangan terhadap layanan kesehatan.

Dampak Ekonomi

Ekonomi Gaza tentu saja hancur akibat serangan Israel:

  • Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai $33 miliar.
  • Tingkat pengangguran melonjak dari 45% menjadi 80%.
  • Dua pertiga lapangan kerja yang ada sebelum perang lenyap.

Ekosida: Penghancuran Lingkungan

Per Juni, biaya lingkungan untuk membangun kembali Gaza diperkirakan mencapai 60 juta metrik ton emisi karbon, menurut studi yang dilaporkan oleh Euronews dan diterbitkan di Social Science Research Network.

Emisi dari 120 hari pertama konflik telah melampaui emisi tahunan dari 26 negara dan wilayah, dengan Israel menyumbang 90 persen dari total tersebut.

Penilaian PBB menemukan bahwa armada lebih dari seratus truk akan memerlukan waktu 15 tahun untuk menghapus hampir 40 juta metrik ton puing-puing dari Gaza, dengan biaya operasi antara 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,8 triliun) dan 600 juta dolar AS (sekitar Rp9,36 triliun), seperti dilaporkan The Guardian pada bulan Juli.

Penilaian itu menemukan bahwa tempat pembuangan besar yang mencakup antara 250 hingga 500 hektar akan diperlukan untuk membuang puing-puing tersebut, tergantung pada jumlah yang dapat didaur ulang.

----------------------------------------

Setahun berlalu sejak Gaza menjadi saksi bisu kehancuran yang begitu dahsyat. Di balik statistik dan angka korban, ada cerita tentang mereka yang setiap harinya berjuang dengan penuh keimanan
dan tetap memiliki harapan di atas reruntuhan.

Di tengah hiruk pikuk dunia yang sering kali abai, suara solidaritas harus terus kita gaungkan. Suara yang memberi tahu mereka di Gaza bahwa mereka tidak sendirian.

Tragedi ini adalah pengingat bagi kita semua: betapa berharga setiap kehidupan dan betapa pentingnya menyuarakan keadilan. Mungkin kita hanya bisa melangitkan do’a atau menyuarakan dukungan dari kejauhan, tapi bersama-sama, yang kita lakukan adalah dukungan-dukungan kecil untuk dunia yang lebih damai, lebih adil, dan lebih manusiawi. Untuk Gaza, untuk Palestina, dan untuk kemanusiaan.

MERDEKA PALA LO!

 

Apa yang meski ditulis tentang hari ini? Pertanyaan sederhana itu tiba-tiba langsung mendapatkan jawaban yang berhamburan bak kumpulan fragmen yang lama terpendam dalam hippocampus otak saya. Kilasan-kilasan memori dari berbagai isu sosial, politik, dan ekonomi yang mampir dalam ingatan jangka pendek maupun panjang, berdesakan ingin keluar mengabaikan kecepatan saya mengetikkan semuanya. Pembakaran rumah jurnalis, pembagian jatah tambang, pendidikan tinggi yang dianggap kebutuhan tersier, depresi hingga bunuh diri akibat bully, demo masyarakat adat, keluhan petani tomat, ratusan misteri kematian yang memenuhi media, pencemaran air, udara, dan tanah akibat aktivitas industri, penambangan ilegal dan deforestasi, kekerasan rumah tangga, korupsi 271 triliun, perdagangan manusia, pelecehan seksual, kekerasan pada anak, konflik agraria, pangan yang ketergantungan impor, pemindahan ibukota, narkoba, cuaca ekstrem, perubahan iklim, masalah distribusi pangan, mitigasi bencana yang disepelekan  dan jutaan berita dan cerita yang sempat terbaca lainnya yang silih berganti hadir tak menghiraukan berita dan cerita mana yang duluan atau belakangan.

Lalu ketika orang-orang merayakan kemerdekaan, saya justru bertanya pada diri sendiri, bagaimana saya akan menulis perihal kemerdekaan di hari yang penuh euforia ini, saat menulis sama halnya dengan membuat diri sendiri perih dan meringis. Lalu bagaimana saya bisa ikut merayakan dan merasakan kemerdekaan saat semua fragmen-fragmen ini berhamburan dalam ingatan yang membuat saya mual saat mendengar kata kemerdekaan.

Merdeka apaan? Saat Pasukan Pengibar Bendera Pusaka saja sempat tak bisa mengenakan identitas agama dan cerminan akidahnya? Merdeka apanya, saat kurikulum merdeka diimplementasikan tapi kasus bullying makin menjadi-jadi. Merdeka bagaimana? untuk semua lahan yang kuasai perusahaan, untuk semua ketidakpedulian dan pengabaian pada driver ojol yang mati kelaparan.

--------------

Salah satu fragmen yang menghantui pikiran saya adalah pembakaran rumah jurnalis. Sebuah tindakan yang tidak hanya merusak secara fisik, tetapi juga merusak fondasi demokrasi itu sendiri. Jurnalis, sebagai pilar keempat demokrasi, memiliki tugas mulia untuk mengawasi, melaporkan, dan mengkritik kebijakan publik. Namun, ketika kebebasan pers diserang, ketika jurnalis diintimidasi atau bahkan dibunuh, kita harus bertanya: di mana letak kemerdekaan kita?

Indonesia, sebagai negara yang mengklaim dirinya demokratis, seharusnya menjamin kebebasan pers sebagai bagian dari hak asasi manusia. Namun, realitas di lapangan sering kali berbeda. Insiden-insiden seperti teror dan pembakaran rumah jurnalis menyoroti adanya tekanan besar terhadap kebebasan pers di Indonesia. Ancaman terhadap jurnalis bukan hanya ancaman terhadap individu, tetapi juga ancaman terhadap masyarakat yang bergantung pada informasi yang mereka sampaikan.

Ketika kebebasan pers dihambat, kita kehilangan kemampuan untuk mendapatkan informasi yang objektif dan akurat. Kita menjadi rentan terhadap manipulasi informasi dan propaganda. Dalam konteks ini, apakah kita benar-benar merdeka ketika suara-suara kritis dibungkam? Bagaimana kita bisa merayakan kemerdekaan ketika kebenaran, yang seharusnya menjadi fondasi bagi masyarakat yang bebas, justru diserang?

Kemerdekaan juga sering kali dikaitkan dengan kebebasan untuk mengakses pendidikan hingga ke tingkat pendidikan tinggi.  Namun apa, Menteri Pendidikan sendiri mengatakan pendidikan tinggi hanya sebuah kebutuhan tersier. Ironinya, padahal pendidikan tinggilah yang seharusnya menjadi pintu gerbang untuk keluar dari kemiskinan dan menjadi titik tolak persaingan global.

Lalu, Kurikulum Merdeka yang mungkin terdengar menjanjikan di atas kertas. Namun, realitasnya, banyak sekolah yang belum siap, banyak guru yang belum memahami konsep ini sepenuhnya, dan banyak siswa yang merasa terbebani oleh sistem yang seharusnya memerdekakan mereka. Dan kita diajak bertanya lagi: apakah pendidikan kita benar-benar memerdekakan?

Ketika pendidikan tidak merata, ketika hanya sebagian kecil dari masyarakat yang bisa menikmati pendidikan berkualitas, apakah kita benar-benar bisa mengatakan bahwa kita sudah merdeka? Kemerdekaan seharusnya berarti kesetaraan dalam kesempatan, termasuk dalam kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Lalu Isu bullying dan dampaknya terhadap kesehatan mental juga merupakan fragmen lain yang memenuhi pikiran saya. Depresi, kecemasan, bahkan bunuh diri akibat bullying adalah bukti nyata bahwa kita masih jauh dari kemerdekaan yang sejati. Bagaimana bisa kita merasa merdeka ketika masih banyak di antara kita yang terperangkap dalam rasa takut, rendah diri, dan putus asa karena perlakuan kejam dari sesama?

Berapa dokter lagi yang harus menyuntik dirinya sendiri agar kita semua membuka mata, tak abai, dan menganggap bullying sebagai hal yang biasa?

Bullying, baik itu di sekolah, tempat kerja, atau di media sosial, adalah bentuk kekerasan yang merusak jiwa. Ketika kita berbicara tentang kemerdekaan, kita harus memastikan bahwa setiap individu merasa aman dan dihargai, tanpa takut akan intimidasi atau dilecehkan. Ketika masih ada yang menderita akibat bullying, kita belum merdeka!

Petani yang merugi dan pangan yang bergantung pada impor adalah bentuk ketidakmandirian yang akan mengancam kedaulatan bangsa ini. Merdeka apanya jika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri? Merdeka apanya jika para petani kita masih hidup dalam kemiskinan, sementara korporasi besar menguasai tanah ulayat rakyat sendiri.

Pencemaran air, udara, dan tanah akibat aktivitas industri, penambangan ilegal, dan deforestasi adalah masalah yang tidak hanya mengancam kesehatan kita sebagai manusia, tetapi juga kelangsungan hidup ekosistem kita. Apa kita lupa bahwa alam adalah teman dan sumber daya yang tidak bisa tergantikan.

Lalu, mitigasi bencana yang disepelekan. Daerah-daerah yang biasanya tak pernah banjir, sekarang saat hujan turun, jadi langganan banjir, gempa bumi nggak usah dibahas lagi saking seringnya. Lalu apa yang sudah pemerintah lakukan untuk mengedukasi tentang mitigasi bencana-bencana ini? Saat mitigasi masih dianggap sebagai urusan sekunder, kita sedang mempertaruhkan masa depan bangsa kita sendiri.

Jika kemerdekaan hanyalah simbolis dan euforia, maka apa yang akan terjadi pada bangsa ini setelahnya?


*gambar Google Doodle

JUNI



Kami memulai Juni dengan riang gembira. 
Buat saya, banyak hal-hal baik terjadi sepanjang bulan ini. FESTA BTS yang bertabur konten yang menghibur sudah dimulai sejak tanggal 2 sampai 8. Pulangnya Jin dari wajib militer tanggal 12, disambut ulang tahun BTS tanggal 13. Tanggal 8 dan 13 juga ulang tahun Rion dan Rina (adik laki-laki dan adik perempuan uda dan saya). 

Tanggal 15 hingga 20 kami berlibur Idul Adha di kampung halaman saya. Jalan-jalan singkat keliling kampung, memandang gunung, ke pasar dan Rumah Gadang. Dimasakin makanan favorit oleh Umak, kalap belanja di toko organik, jajan buah dan camilan di suzuya, jajan buku di Gramedia, belanja coklat dan brownies di Magenta, makan sushi dan ramen di tempat langganan, dan banyak tempat lainnya yang menguras tabungan. 

Namun puncak kebahagiaan dan kegembiraan itu datang di tanggal 21. 
8 tahun lalu, bagian dari diriku lahir di tanggal itu. Dan 8 tahun ini, hadirnya adalah defenisi dari bahagia itu sendiri. 

Sebelum pulang kampung, kue sudah kami pesan. Kado-kado sudah dibeli sebahagian. Dan hari ini, kami excited membeli lilin, topeng, kertas kado dan balon sambil berkejaran dengan hujan. 

Kue ulang tahun bertema Kuromi itu sudah datang sejak pagi. Kado-kado sudah dibungkus. Malam ini perayaan sekali setahun yang Zea nanti-nanti itu akan kami rayakan. 

Tentu saja do'a-do'a sudah kami langitkan. Berharap pada Tuhan agar putri semata wayang kami sehat sejahtera, panjang umur berkah usia, selalu dalam dekapan lindunganNya, sholehah hafizah, santun berakhlaqul karimah, mandiri pemberani, baik rendah hati, sayang pada orang tua, kaya raya, bersyukur, bergembira dan berbahagia. 

Tanggal 22 sepertinya kabar gembira juga akan tiba. Hari penerimaan raport juga hari yang Zea tunggu. Semoga hasil belajarnya seperti yang dia mau. 

Saya tentu saja berharap kebahagiaan dan kegembiraan ini akan runut. Namun liku takdir telah tertulis di Lauh MahfuzNya. Kita hanya bisa menengadah tangan dan berdo'a. Semoga. 

JIN IS BACK

Setiap kali mendengar kata "pulang", ada sesuatu yang terasa menyeruak dan membuat air mata mengambang. Selalu ada kehangatan dan rindu yang mengharu. Itulah yang saya -dan tentu saja jutaan ARMY lainnya di seluruh dunia- rasa saat kabar bahagia ini tiba: Kim Seok Jin kami, akhirnya kembali dari wajib militernya.

Sebagai Army tentu saja saya tak bisa menahan perasaan haru dan bahagia ini. Jin pulang dan langsung mengadakan Live di Weverse saat saya sedang menunggu antrian di sebuah Bank untuk mengurus keperluan kampus. Rasanya ingin sekali berteriak dan menangis melihat Jin dilayar smartphone saya. Jin kami pulang, dan seperti kepergiannya dulu, kami selalu berlinang air mata. Namun kali ini, kami menangis bahagia. Jin akan mengisi kembali hari-hari yang kosong dari keberadaannya. Jin akan kembali memanggil “Amyyyyyyyyy....”, Jin akan kembali mengingatkan kami untuk selalu mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Kepulangan Jin bukan hanya momen penting bagi BTS, tetapi juga bagi seluruh penggemar yang selalu setia menunggu. Saat melihat Jin keluar dan disambut oleh  6 member lainnya – Yoonggi baru terlihat saat Live Weverse 😭– dan menyapa para penggemar, ada keharuan yang tak terbendung. Mata yang berkilauan, senyum yang tulus, dan sosok yang selalu menawan, itulah Jin yang selalu kami cintai.

Ketika keenam anggota lainnya menyambut Jin dengan pelukan hangat, kami tau pasti bahwa ikatan itu begitu kuat. Semua member bukan hanya rekan satu grup, tapi mereka adalah keluarga yang saling menguatkan dan saling percaya. 

Wajib militer di Korea Selatan bukanlah tugas yang ringan. Butuh pengorbanan besar bagi setiap laki-laki muda, termasuk Jin, yang harus meninggalkan kehidupan publik mereka. Namun, Jin telah menunjukkan ketangguhan dan dedikasi yang luar biasa. Dia menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan kini kembali pasti dengan sosok yang baru.

Oiya, Yoongi akhirnya muncul dan bergabung dengan yang lain saat Live Weverse. Senang melihatmu lagi Min PD kesayangan. Kami akan menunggumu juga.

ARMYdeul, mari kita rayakan momen istimewa ini dengan penuh sukacita. Kepulangan Jin bukan hanya sekedar kembalinya seorang idola, tetapi juga simbol dari ketangguhan, dedikasi, dan kasih sayang. Jin telah menginspirasi kita semua dengan keteguhannya, dan sekarang saatnya kita menunjukkan betapa kita menghargainya.

Jin, kami menyambutmu dengan tangan terbuka dan hati yang penuh kebahagiaan dan kerinduan. Terima kasih telah menjadi panutan yang luar biasa bagi kami semua. Semoga perjalananmu ke depan penuh dengan kebahagiaan dan kesuksesan.

Selamat datang kembali, Our World Wide Hansome. Dunia telah begitu merindukanmu.

Amyyyyyy...Jin telah kembali..!!

Apobangpo

Borahaeeee....


----------------------------------------------
PS : Semua foto by Dispatch Korea


FESTA 2024: 11 tahun BANGTAN dan ARMY berjalan bersama


Hai, ARMY! 🌟💜

Setiap tahun, bulan Juni selalu menjadi waktu yang paling kita dinantikan. Tahun ini tahun ke-11 kita bersama Bangtan, dan yang membuatnya lebih istimewa Jin kembali dari dinas militernya..Yeeeey.

Tahun ini, Bangtan kembali menyambut kita dengan FESTA 2024, sebuah perayaan yang lebih dari sekedar memperingati 11 tahun perjalanan mereka sejak debut di tahun 2013. Tentu saja Bangtan telah menyiapkan rangkaian acara yang penuh kejutan dan kebahagiaan. Inilah momen istimewa di mana kita, ARMY, mendulang cinta tak terhingga dari Bangtan kesayangan kita.

Jadwal dan Highlight FESTA 2024


Pembukaan FESTA – 2 Juni 2024 

FESTA tahun ini dimulai dengan peluncuran poster resmi pada 2 Juni. Poster ini bukan hanya sekedar gambar, tetapi sebuah simbol dari perjalanan panjang yang telah kita lalui bersama. Setiap kali melihatnya, hati kita akan kembali diingatkan akan semua kenangan indah bersama BANGTAN dan ARMY.

Penjualan Tiket BANG BANG CON – 4 Juni 2024 

Tanggal 4 Juni adalah hari penting di mana tiket untuk BANG BANG CON mulai dijual. Konser online ini selalu menjadi momen yang sangat dinantikan karena kita bisa merasakan energi luar biasa dari penampilan BANGTAN meski hanya melalui layar.

Konser Online BANG BANG CON – 8 Juni 2024 

Puncak dari FESTA 2024 adalah konser online yang akan diadakan pada 8 Juni. Ini bukan sekedar konser biasa, tetapi sebuah perayaan penuh emosi di mana BANGTAN akan membawakan lagu-lagu hits mereka dengan penuh semangat. Meski terpisah jarak, kita tetap bisa merasakan kehangatan dan kedekatan yang ditawarkan oleh Bangtan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, BANGBANG CON disiarkan langsung di youtube BANGTAN TV dan Weverse.

BANGBANG CON akan dimulai pukul 10.00 WIB dengan Setlis:

  •  2014 BANGTAN Live Trilogy Episode II : The Red Bullet
  • BANGTAN Live Trilogy Episode III : The Wings Tour
  • BANGTAN World Tour Love Yourself : Speak Yourself FINAL

Teaser Misterius – 13 Juni 2024 

Hari ulang tahun BANGTAN yang ke-11 pada 13 Juni ini akan dipenuhi dengan kejutan-kejutan. Teaser misterius dengan pesan "ARMY" dan "SEE YOU" telah membuat kita semua penasaran dan bersemangat. Apa ya yang mereka siapkan? Penasaran? Pasti! tetapi yang pasti, ini akan menjadi momen yang tak terlupakan.

Kembalinya Jin dari Dinas Militer

Salah satu momen paling dinantikan dalam FESTA 2024 adalah kembalinya Jin dari dinas militer. Setelah 18 bulan menjalani tugasnya sebagai warga negara Korea Selatan, Jin akhirnya kembali pada kita tepat waktu untuk ikut serta dalam perayaan ini. Kehadirannya bukan hanya sekedar kembali ke grup, tetapi juga sebuah simbol cinta yang dalam terhadap ARMY. Sehari setelah kembali, Jin akan menemui dan membuat Army bersemangat dengan event Light Hug untuk 1000 Army di Jamsil Indoor Stadium. Super excited kaaaan kalian bakal dipeluk ama Jin..!

Kembalinya Jin memberikan harapan dan kebahagiaan yang tak terhingga bagi semua ARMY. Kita selalu merindukan Jin di setiap penampilan dan aktivitas BANGTAN. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa bahagianya kita melihat Jin kembali. Momen yang kita tunggu-tunggu, di mana kebahagiaan dan haru bercampur jadi satu. Jin bukan hanya seorang anggota BTS, tetapi juga seorang saudara yang telah kita rindukan selama ini. Kembalinya Jin memberikan warna baru dalam perayaan FESTA tahun ini.

Rilis NEVER LET GO

Tak hanya kepulangan Jin yang membuat excited, tapi Jum’at 7 Juni 2024 jam 11.00 WIB, Maknae, adek bontot kesayangan kita akan merilis singlenya. Lagu yang mempresentasikan penghormatan tulus dan cinta tanpa batas untuk ARMY, merangkum pesan “Jangan pernah melepaskan tangan satu sama lain”.

APOBANGPO, Kookieyaaaa...

Kenapa FESTA Begitu Spesial?

FESTA selalu menjadi waktu di mana BANGTAN dan ARMY saling berbagi cinta dan kebahagiaan. Setiap konten yang dirilis, mulai dari video musik, wawancara, hingga foto-foto eksklusif, semuanya disiapkan dengan penuh cinta. Ini adalah waktu di mana Army merasa benar-benar dekat dengan Bangtan, meski jauh jarak yang memisahkan.

Sebagai ARMY, FESTA adalah saat di mana kita bisa merasakan bagaimana BANGTAN menghargai dan mencintai kita. Semua kerja keras mereka, semua usaha untuk membuat kita bahagia, semuanya begitu terasa dalam setiap detail perayaan ini. Inilah yang membuat kita semakin mencintai dan menghargai mereka.

Setiap tahun, BANGTAN selalu berhasil membuat kita merasa istimewa. Melalui FESTA, mereka menunjukkan bahwa cinta mereka untuk kita adalah nyata dan tak pernah pudar. Mereka tidak hanya menghibur kita dengan musik, tetapi juga memberikan kita kebahagiaan dan cinta yang tulus.

Sebagai seorang ARMY, saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari perjalanan ini. BANGTAN bukan hanya idola, mereka adalah inspirasi, sumber kekuatan, dan sumber kebahagiaan. 

Siapkan hati kalian, ARMY! FESTA 2024 akan menjadi perayaan penuh cinta, musik, dan semangat yang tak terbendung dari BTS. Mari kita buat kenangan tak terlupakan bersama dan tunjukkan dukungan kita yang tak tergoyahkan untuk para anggota yang telah memberikan begitu banyak hal bagi kita.

Happy 11th Bangtanversary.....

Borahae! 💜



MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...