PAINAN DAN MIE

Ya, siapapun akan tahu, kalau dua kata di atas tak punya keterkaitan sama sekali. Painan, sebuah kota kecil yang menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kota kecil yang juga terkenal dengan pantai Carocok dan Bukit Langkisau-nya. Sebuah tempat yang membuat kita tak perlu kawatir untuk menghabiskan hari libur, karena ada banyak tempat yang bisa kita disinggahi di sekeliling kota ini. Banyak pantai dan pulau-pulau kecil serta banyak makanan yang bisa dicicipi. Salah satunya mie.

Mie, makanan kesukaan saya dan miliyaran orang di muka bumi. Mie, yang diperkirakan telah ada sejak 4.000 tahun yang lalu. Konon katanya, mie pertama dibuat di daratan Cina saat zaman Dinasti Han pada tahun 25-200 AD. Mie kemudian berkembang ke negara-negara Asia seperti Jepang, Korea dan Taiwan. Tak berhenti sampai di situ, setelah Marco Polo berkunjung ke Cina, ia membawa serta mie pulang ke Eropa sebagai oleh-oleh. Pada perkembangannya, mie yang dibawa Marco Polo ke Eropa berubah menjadi pasta seperti yang kita tahu saat ini. 

Bagi bangsa Cina, mie adalah simbol kehidupan yang panjang. Bentuknya yang panjang dan tidak mudah putus adalah gambaran harapan umur panjang. Karenanya mie sering dijadikan sajian wajib pada acara ulang tahun atau tahun baru, sebagai lambang umur panjang. 

Lain lagi dengan China, Jepang menjadikan mie sebagai teman minum teh. Tradisi minum teh di Jepang telah menjadi seni tersendiri bagi bangsa tersebut. Mie bahkan menjadi hal penting di Jepang setelah Perang Dunia II berakhir. Pasokan makanan yang sedikit membuat mie jadi primadona sebagai pengganjal perut masyarakat Jepang saat itu.

Begitulah sejarah mencatat perihal mie.

Lalu, apa hubungannya antara Painan dan Mie?

Di Malala kali ini, saya mau berbagi info tentang kedai atau penjual mie favorit saya di Painan. Jika kebetulan Sanak malala sedang berkunjung ke Painan, bisa mampir untuk mencicipi makanan olahan mie di sana ☺. Mau tau rekomendasi tempat makan mie di Painan. Yuk ikuti saya!

1. Mie Ayam Mas Tardik

Ini rekomendasi pertama dari saya. Lokasinya di Jl. Prof. Hamka, Painan.  Jika tidak tau dimana Jl. Prof. Hamka berada, sanak malala bisa menepikan kendaraan dan numpang tanya pada sesiapa yang ditemui dan dirasa pantas untuk ditanyai. Mereka pada adatnya, akan menunjukkan sanak malala dimana persis kedai mie ayam itu berada. ☺

Disana sanak malala akan disuguhi beberapa menu mie ayam pilihan. Seperti mie ayam brokoli dan mie ayam wortel. Yap, bener. Menurut ownernya, mie yang mereka produksi diklaim sebagai mie sehat yang mengandung sayuran segar dan tanpa pengawet dan pewarna buatan.
Mie Ayam Brokoli Bakso
Mie ayam ini bisa menjadi pilihan menu sehat juga jika sedang membawa buah hati “malala”. Anak-anak biasanya sangat doyan makan mie. Dan dengan makan di tempat ini, kita sebagai orang tua tidak perlu khawatir dengan asupan bahan-bahan yang akan dikonsumsi oleh anak kita. Zea, putri semata wayang sayapun sangat doyan makan mie ayam brokoli dari kedai ini. Tentang Zea, saya akan cerita lain kali yaaa… ☺
Mie Brokoli favorit Zea
Oiya, selain ownernya yang baik, kedai mie ayam ini juga menyediakan pilihan menu lain, seperti bakso dan siomay. Makan rame-rame juga jadi lebih seru dengan menu yang beragam kaaaan. Tapi bagi yang baru pertama nyoba, sanak malala bisa memulainya dari mencoba mie ayamnya dulu. Begituuu.. ☺

2. Mie Akhirat Carocok

Akhir-akhir ini, kan lagi booming tuh, makan mie yang pake level-level pedes gituuu. Para youtuber juga banyak banget yang bikin konten mukbang mie dengan tingkat kepedasan yang beragam. Malah di sebuah channel Youtube milik seorang youtuber asal Padang, saya pernah nonton dia makan mie yang dia klaim 28x lebih pedes dari mie Samyang biasa. Kebayang kaaan, mie Samyang biasa aja pedeeees kalau menurut saya, itu dia malah makan mie Samyang Mala Super Pedas masih ditambahin abon cabe level 30 sama dia. Edan itu si Tan.

Naaaah,,ngomong-ngomong soal mie dengan level-level pedas, di Painan sanak malala bisa nyobain mie dengan level pedas satu hingga lima di kedai mie ini. Atau kalian juga bisa pesen mie dengan level kepedasan lebih hingga bener-bener berakhir di akhirat,,wkwkwkw,,,peace, jangan sampai yaaaa,,sanak malalaaa,, ☺
Mie Akhirat


Mie di sini sih emang beda dari kedai mie rekomendasi pertama. Mie di kedai mie ini, memakai mie instan sebagai mie andalannya. Dengan varian rasa yang beragam dari mie instan yang beredar saat ini, tentu Sanak malala bisa banyangin rasanya bumbu-bumbu Indonesia yang dikemas dalam mie instan yang dikombinasikan dengan sambal cabe level yang kalian inginkan. Huuuumm…saya yang menulis saat ini saja, tiba-tiba jadi kepengen buruan beli. ☺

3. Spaghetti Bolognese ala Opi

Kalau di dua kedai mie di atas Sanak malala musti nyemperin ke kedainya, nah, di yang satu ini, sanak malala bisa delivery order. Sanak malala bisa pesen langsung ke Instagram ownernya @ophie_syafdha. Jadi kalau sanak malala sedang malas keluar rumah atau penginapan, bisa nunggu pesanan datang aja sambil tiduran. ❤
Spaghetti Bolognese ala Opi

Namanya emang Spaghetti Bolognese, tapi tenang aja, menurut saya rasa dan aromanya sudah disesuiakan dengan lidah Indonesia kita, lidah minang, khususnya. ☺ 

Oke, itu yaaa,,,,tiga rekomendasi kedai atau penjual mie rekomended kalau Sanak malala berkunjung ke Painan. Jika Sanak malala punya tempat rekomendasi yang lain, silahkan tambahin di kolom komentar yaaaa…


Selamat makan mieeee,,,selamat berbahagia dan panjang umuuuur…☺

PULANG


Setelah sholat zhuhur tadi, saya berdo’a sama Tuhan, minta ditunjuki jalan untuk memulai sesuatu yang baik yang bermanfaat untuk karir atau impian saya ke depannya. Ternyata Tuhan tak butuh waktu lama untuk menjawab do’a saya yang sepele dibanding ke-Maha-anNya yang cuma butuh satu kalimat KUN FAYAKUN.

Setelah anak tidur, saya membuka laptop dan email. Ada beberapa artikel jurnal terkait keilmuan saya yang dikirim oleh pembimbing tesis saya dulu. Saya mendownload artikel-artikel tersebut dan menyimpannya disebuah folder dengan nama KOSONGKAN GELAS. Ya, saya berencana mengosongkan gelas saya kembali. Berencana untuk menerjemahkan dan membaca-bacanya lagi. Setidaknya menjaga ingatan saya tentang sesuatu yang sangat saya perjuangkan dulunya.

Tiba-tiba, di bawah email professor tersebut, ada email no replay yang mengingatkan saya betapa sudah lamanya saya absen dari “menyapu rumah” saya. Malalame.blogspot.com. Blog yang saya kelola 5 tahun silam. Saya login, dan menengok-nengok keadaan “rumah” tersebut. Seperti kembali ke kampung halaman, tapi tak ada lagi sesiapa di sana. Tak ada lagi ayah dan ibu atau saudara yang akan menyambut. Hanya beberapa saudara jauh yang sekedar menyapa dan sebuah rumah sunyi yang beberapa sudutnya seolah mengatakan, pernah ada yang berbahagia di sini.

Saya tentu saja miris dan tertegun beberapa saat menatap kalender di depan meja saya. Sudah berapa puluh purnama yang terlewati tanpa ada jejak yang tertinggal. Sudah berapa momen berharga yang menguap begitu saja. Saya menatap putri saya yang tertidur dan tiba-tiba saya berkaca-kaca.

Saya pulang dan ingin kembali pulang.

MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...