KARENA CORONA



Saya tidak tau harus memulai darimana tulisan ini. Entah kali yang keberapa saya berhasil menunda-nunda menulis tentang Corona, dan ternyata sudah masuk minggu ke-3 saja himbauan #dirumahaja dan #workfromhome digaungkan pemerintah kita.  

Kita semua tau, virus ini benar-benar “menjalari” hidup semua orang saat ini. Banyak dampak yang telah dia timbulkan. Duka cita, kehilangan, kelelahan, kepanikan dan sebagainya.

Semua berawal pada tanggal 31 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan (China) melaporkan kepada WHO tentang mencuatnya secara signifikan kasus pneumonia dengan penyebab yang belum diketahui di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China. 

Setelah ditelusuri lebih lanjut, penyebaran virus ini berawal dari salah satu pasar makanan laut di kota Wuhan. Selain makanan dan hewan laut, pasar ini juga menjual kelinci, ular, dan unggas lainnya. Oleh karena itu, awalnya para ahli menduga virus ini berkaitan dengan kasus SARS yang pernah mewabah di China tahun 2002 lalu.

Gejala umum yang ditimbulkan akibat infeksi coronavirus yaitu demam, batuk, dan kesulitan bernafas. Jika kasus yang dialami sudah parah, virus ini dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, kegagalan ginjal bahkan kematian.

Di awal tahun 2020, tepatnya pada 9 Januari, Chinese Center for Disease Control and Prevention mengumumkan bahwa telah ditemukan coronavirus baru (SARS-CoV-2) sebagai penyebab penyakit pernafasan yang sedang diderita oleh banyak warga Wuhan, yang kemudian disebut sebagai Covid-19.

12 Januari 2020, Pemerintah China mengumumkan kematian pria 61 tahun dari Wuhan yang terjangkit virus Corona tiga hari sebelumnya.

13 Januari 2020, Kasus pertama di luar negeri tercatat di Thailand. Temuan ini berasal dari seorang warga negara China yang sedang berpergian di negara tersebut.

16 Januari 2020, Kasus serupa terjadi di Jepang, yang pertama di negara itu. Seorang pria berkewarganegaraan China yang tinggal di Jepang dinyatakan positif terkena virus corona.

Pada 17 Januari 2020, situs resmi Imperial College London sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mencatat, terdapat 1.700 kasus virus corona di China setelah melakukan perhitungan rinci.

20 Januari 2020,  Virus Corona menyebar. Dua pasien lagi terbukti positif di luar China, Korea Selatan dan Taiwan.

Sepekan setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ada kemungkinan penularan bisa terjadi antar-manusia, ahli kesehatan di China membenarkan virus itu menyebar dari manusia ke manusia.

21 Januari 2020, Amerika Serikat mengumumkan kasus pertama, seorang pria berusia 30-an tahun dari Negara Bagian Washington, yang baru pulang dari Wuhan.

22 Januari 2020, China mengatakan virus ini mampu beradaptasi dan bermutasi. Orang asing kedua terinfeksi di China, seorang warga Thailand. Kini ada empat kasus di Thailand.

23 Januari 2020, China mengumumkan tiga kota dikarantina, sekitar 20 juta warga dilarang keluar.

25 Januari, Dokter Liang Wudong (62) yang bertugas di Rumah Sakit Hubei Xinhua Wuhan, juga dikabarkan meninggal dunia karena virus Corona. Informasi itu disampaikan lewat pemberitaan stasiun televisi China Global Television Network.

Dihari yang sama, Pemerintah Malaysia juga mengumumkan 4 orang warga negaranya dipastikan terinfeksi virus Corona.

26 Januari, 56 orang meninggal di China karena virus corona. Lebih dari 2000 lainnya terinfeksi.

27 Januari, Korban meninggal dunia bertambah menjadi 80 orang.

Dan, laluuu, teruuus…. bergulir ke 152 negara lainnya di dunia, hingga Indonesia.

11 Maret 2020, WHO melalui Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus di Jenewa, Swiss mengumumkan wabah Covid-19 atau virus corona (SARS CoV-2) menjadi pandemi global.

Jumlah pasien kasus corona di dunia, hingga Kamis (2/4/2020) pukul 15.49 WIB mencapai 938.565 kasus. Angka ini bertambah lebih 77.000 kasus sejak Rabu sore pukul 15.51 WIB. Kemarin sore, kasus yang terkonfirmasi berada di angka 861.113 Dari 938.565 orang yang positif terinfeksi Covid-19, 47.303 di antaranya meninggal dunia dan 195.397 telah dinyatakan sembuh.

Kabar baik, ini artinya lebih dari 22.000 orang dinyatakan sembuh sejak kemarin sore. Terdapat 203 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19. Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.

Di Indonesia sendiri, tiga kasus positif pertama diumumkan secara resmi pada tanggal 2 Maret 2019. Mereka ini adalah warga Depok yang dikabarkan sempat melakukan kontak dengan turis Jepang yang sempat berkunjung ke Bali dan dinyatakan positif melalui sebuah tes di Malaysia. Sejak hari itu, kasus Covid-19 di Indonesia semakin terbuka. Pemerintah Indonesia mendapatkan desakan dari berbagai pihak untuk segera mengambil tindakan.

Hingga hari ini, Sabtu (3/4/2020), total ada 2.092 kasus Covid-19 di Indonesia. Angka ini bertambah 106 pasien yang dinyatakan positif virus corona dalam 24 jam terakhir.
1751 dirawat, 191 meninggal, dan 150 sembuh.

Data Pantauan COVID-19 Provinsi Sumatera Barat dengan Pembaharuan Terakhir : Jumat, 03 April 2020 Jam 13:17, adalah 3276  ODP, 71 PDP, dan 14 Positif.

---------------------------------------------------
Daaaan..kita semua tau, angka-angka diatas bukan hanya sekedar angka. Bukan sekedar gurauan statistika. Angka itu adalah “kita”, ya, kita dengan semua hal perihal yang melingkupi kita, dunia kita, kondisi sosial ekonomi kita, mental kita, pola pikir kita, yang jika dibeberin satu persatu, gambarannya bakal seperti anak panah atau paku yang menutupi permukaan virus corona itu sendiri.

Virus ini seperti ujian naik kelas buat umat manusia di bumi ini. Yang positif terinveksi, imunnya diuji. Jika kuat, maka akan sembuh, jika tidak maka akan kalah. Pemerintah sedang diuji, jika cepat tanggap, tingkat penyebaran virus akan cepat ditanggulangi. Jika tidak, maka pandemi akan tetap berlarut-larut dan semakin menyusahkan. Empati kita juga diuji. 
Sejauhmana kita sanggup berbagi untuk saudara yang terkena imbas corona. Sejauhmana kita bisa menahan diri untuk #dirumahaja dan sebagainya.

Sudah sebulan virus ini menyebar di negara ini. Minggu pertama kita semua panik, seperti tersentak tiba-tiba. Lalu minggu-minggu berikutnya kita mulai bergerak memeranginya bersama-sama. Pemerintah, tenaga kesehatan, ilmuwan, tokoh agama, dan kita semua bergerak bersama, berbuat apa yang kita bisa.

Minggu ke 4 ini, kampanye-kampanye untuk menshare berita baik semakin gencar dilakukan, pasien-pasien yang sembuh diberitakan, hal-hal baik tentang hikmah Corona dan aktivitas #dirumah aja juga memenuhi media sosial kita. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Semua orang ingin agar pendemi ini cepat berlalu. Dan kita semua butuh pikiran positif untuk mewujudkannya.

Yang pasti, semua hal-hal baik yang dianjurkan harus disiplin kita lakukan. Diminta social distancing, lakukan. Dianjurkan melakukan hygiene diri seperti mencuci tangan menggunakan air dan sabun lalu mengeringkannya, dan tidak menyentuh area wajah seperti hidung dan mulut dengan tangan kotor, lakukan. Diminta #dirumahaja kecuali urusan mendesak, lakukan.

Tulisan ini hanyalah sebuah catatan harian semata. Agar kelak saat lupa, kita bisa kembali mengenang dan belajar darinya. Karena Corona, bumi kita setidaknya bisa sedikit menghela nafas lega. Karena Corona, setidaknya kita makin menghargai banyak hal yang kita punya. Karena corona, setidaknya kita akan semakin menjaga kebersihan diri dan lingkungan kita. Karena Corona, akan banyak hikmah yang kita petik setelahnya.

Stay healty, stay safe and Stay at home. 🤗



MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...