إِنَّا لِلّٰهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ



 مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).

Hari ini, salah satu Ulama, Guru besar Pondok Pesantren Musthafawiyah, Syaikh 'Alim Allamah, H. Mahmuddin Pasaribu, guru kami tercinta berpulang menuju kekasihnya. 

Sosok guru yang memiliki ilmu yang luar biasa luasnya. Tempat umat bertanya, tempat santri menempa diri. Ayahanda yang begitu dicintai oleh ratusan ribu santrinya. Ayahanda yang acapkali menangis karna ketakutan "untuk pulang", karena merasa belum cukup bekal. Padahal beliau adalah ulama panutan, gudang ilmu pengetahuan, dan ahli ibadah yang luar biasa. Amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat, tentu tak perlu ditanya. 

Hari ini, kami dihujam rasa kehilangan yang luar biasa. Patah hati sedalam-dalamnya.  Kenangan dengan ayahanda kembali membayangi. Terbayang, kelas tanpa kantuk. Terbayang tawa renyah. Terbayang i'anah, Matan Alfiah, terbayang خضري ,  كواكب الدرية,  dan نصائح العباد 

Terbayang lari secepat mungkin melewati puluhan anak tangga asmara, agar tidak melewatkan kaji pagi bersama Ayahanda. Terbayang hari-hari Ramadhan tanpa libur ditahun terakhir di pesantren. 

Selamat jalan, Rois Syuriah PWNU Sumut, Ketua MUI Kab. Madina, Ayahanda guru kami. 

Insyaallah Husnul khotimah ya yah. Kami bersaksi bahwa Ayahanda adalah sosok ulama yang baik hati, tawadhu', mencintai Allah dan RasulNya, Sayang pada murid-muridnya, teguh pada jalan Ahlussunah wal jama'ah. 

Selamat jalan, Ayah. Sampai kita berjumpa lagi di surgaNya nanti.


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه، وَأَكْرِمْ نُزُلَه، وَوَسِّعْ مَدْخَلَه، وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْه دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِه، وَزَوْجًة خَيْرًا مِنْ زَوْجِته، وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ، وَأَعِذْه مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ.
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَه وَلاَ تَفْتِنّا بَعْدَه وَاغْفِرْلَنَا وَلَه وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ مَأْوَاه.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَه رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ وَلاَ تَجْعَلْ قَبْرَه حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِيْرانِ.

 

MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...