ANAK ABAK

Kata orang, Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Sosok yang membuat putri kecil itu mendapatkan kenyamanan dan perlindungan ekstra. Sosok yang kelak setelah dewasa, menjadi tolak ukur putrinya dalam menilai pasangannya. Ikatan antara mereka sangat unik, dan tentu saja sangat menyenangkan melihat kedekatan itu.

Abak, kami mengajari malaikat kecil itu mengeja panggilan ini sejak lahir. Dan diusia kelimanya ini, Zea dan Abaknya menjelma menjadi partner in crime dan Bestie sesungguhnya.

Setiap mau tidur, Abak –dan Bunda tentu saja- harus ada disampingnya. Setelah minum susu, gosok gigi, ganti piyama, sebelum lampu dimatikan, semua orang harus lengkap. Jika Abak pulang kemalaman atau terpaksa menginap karena kerjaan, setelah video call, dia akan meminta lampu tidak dimatikan.

Bahkan minggu malam kemaren, ia minta tidur berdua saja dengan Abaknya, sambil mewanti-wanti Bunda, “Kalau Bunda takut tidur sendiri, kasih tau Ea ya, biar Ea tidur bareng Bunda”. Dan tentu saja dia tidur dengan pulas hingga pagi sambil memegang tangan Abaknya.

Zea dan Abaknya juga punya game mereka sendiri, mereka menyebutnya Game Nanas. Dan sampai tulisan ini diposting, Bunda tidak tau game apa yang mereka mainkan dengan seru itu. Saat Abak di rumah, tidak ada lagi yang namanya tidur siang. Mereka benar-benar menjadi partner in crime sejati.

Beberapa penelitian tentang ini pernah dilakukan. Mereka menemukan bahwa anak perempuan yang dekat dengan ayahnya cenderung tidak menghadapi masalah kesehatan mental di masa depan saat tumbuh menjadi perempuan dewasa. Dengan kata lain, anak akan jadi lebih tangguh dan tahan banting menghadapi kehidupan karena banyak belajar dari ayahnya. Menurut penelitian, dukungan penuh ayah terhadap anak perempuannya juga mampu membuat anak tumbuh dewasa secara mandiri dan percaya diri.

Sebagai seorang putri ayahnya, aku pribadi juga merasakan hal yang sama. Ayah bagiku bukanlah sosok yang bisa aku gambarkan dengan kata atau kalimat sederhana. Sosoknya adalah terjemahan atas apa yang dibutuhkan anak perempuan terhadap ayahnya. Ayah menurutku berperan besar dalam membentuk aku yang sekarang.

Karena itu, aku bersyukur membersamai kedekatan Zea dengan Abaknya. Melihat ia tumbuh mendapat kasih sayang yang utuh. Melihat ia semakin percaya diri karena Abak yang selalu memuji. Melihat ia berusaha, karena mendapat dukungan semangat dari Abaknya. Zea tumbuh menjadi anak Abak, dan itu benar-benar membuat kami bersyukur dan berbahagia.

No comments:

Post a Comment

MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...