Menjelang HARI IBU


Usai sholat zhuhur, aku menyalakan saklar lampu kamar yang sengaja kumatikan karena panas dan bergegas ke meja kerja membuka laptop. Apa yang membuatku terburu-buru hingga mengetuk-ngetuk jemariku ke meja sambil menunggu laman dokumen microsoft word terbuka? Tidak ada. Hanya saja rasanya aku ingin menulis. Mengetikkan sesuatu di laman putih itu. Atau mungkin saja karena lamunan panjangku beberapa saat usai sholat zhuhur tadi?

Ya, terkadang aku memang suka tercenung sendiri. Biasanya usai sholat atau malam setelah Zea tidur. Kadang ada yang sedang kupikirkan, tapi terkadang hanya pikiran kosong saja. Tentu saja aku menikmatinya. Bagiku ini adalah bentuk dari healing versi beku..hehe.😁

Kadang aku bicara dengan diri sendiri, bercerita tentang hari itu, bertanya tentang apa yang kurasa, dan kadang memeluk diriku dan berterimakasih atas semua yang telah dia lakukan. Bukan sebuah kesepian. Mungkin lebih pada kebiasaan untuk mengenal, menghargai dan mencintai diri sendiri. Atau kerennya, Me time versi Mita lah ya.😅

Selepas zhuhur tadi, aku bertanya pada diri sendiri. “gimana hari ini mit?, apa kau bahagia? Apa semua berjalan lancar? Apa kau puas dengan hidupmu?”, dan lainnya.

Aku juga menyusun-nyusun ingatan apa yang sudah kulakukan hingga sore ini.

Hari ini aku bangun lebih siang dari biasanya. Bukan gara-gara nonton final piala dunia kok. Hanya tak bisa tidur saja, karena udara sudah mulai lumayan panas dan suara abak dan kakek Zea masih terdengar di ruang tivi. Mungkin hampir setengah dua malam, aku baru mulai tidur.

Usai sholat subuh, masak nasi, nyeduh teh dan sarapan roti, cuci sisa gelas di wastafel, marinasi udang buat Zea, nemanin Zea bangun (peluk-cium), nyuci pakaian, nyapu rumah, siapin sarapan suami, goreng udang krispi Zea, nyetrika segunung pakaian yang diselingi dengan masak sayur, makan brunch, memeluk Zea lagi, nemani Zea masak gulali ampe jari telunjukku terbakar, lanjut nyetrika lagi, ungkep dan goreng ayam buat makan siang, nyuci piring kesekian kalinya, nyuapin Zea yang sedang makan dengan ogah-ogahan, lanjut makan siang, mandi, sholat zhuhur, baru deh duduk depan laptop.  

Beginilah seninku hari ini. Terima kasih untuk diriku sendiri. Aku sudah melakukan yang terbaik yang kubisa. Menjalani hari Seninku dengan bahagia. Aku tau, tentu rutinitas ini tak bisa diukur atau dibandingkan dengan rutinitas siapapun di dunia ini. Setiap kita punya alur dan ritme yang berbeda.

Sebagai ibu rumah tangga yang katanya “tidak bekerja”, aku telah melewatkan dua pertiga hari ini dengan melakukan banyak hal. Ya walau mungkin masih banyak yang belum sempat dikerjakan. Lantai belum dipel, bak mandi belum dikuras, drakor episode terakhir belum ditonton, but it’s oke. Ibu tak bekerja ini akan mengerjakannya setelah ini, wkwkwkwkwkwk.🤣

Menjelang Hari Ibu, izinkan aku mengirim pelukan terhangat untuk semua Ibu hebat di dunia ini. Ibu yang meski tak sempurna, tapi telah berupaya. Terima kasih telah menjadi hebat, Bu. Kalian semua luar biasa. Kalian makhluk paling keren di jagat raya ini. Mari mencintai diri sendiri dan berbagi cinta dengan yang mencintai kita.

Selamat Hari Ibu. 💐


 

No comments:

Post a Comment

MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...