Malewakan Gelar Datuak: Merawat Warisan Tradisi Dan Budaya

Indonesia, tanah air tercinta sangat kaya dengan tradisi dan budaya. Tanah tempat lahirnya ribuan kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa. Tanah tempat keberagaman dirayakan, tradisi dilestarikan.

Minangkabau, sebagai salah satu dari suku-suku besar tanah air, juga memastikan akar budaya dan tradisi ”tak lakang dek paneh, tak lapuak dek ujan”, tak tergerus oleh zaman. Upaya merawat budaya dan tradisi itu salah satunya adalah upacara adat dalam pengangkatan dan penganugerahan gelar Datuak. Gelar ini tidak hanya sebuah bentuk penghargaan, tetapi juga mencerminkan kedalaman budaya dan filosofi yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau.

Saban hari, dua minggu menjelang pesta adat digelar, Rumah Gadang suku Panai Nagari Painan Pesisir Selatan Sumatera barat, sudah ramai disambangi anak kemenakan, Bundo Kanduang, Niniak Mamak dan ”dunsanak” sepersukuan.

Rapat adat yang dilakukan dua bulan lalu, memutuskan akan malewakan gelar Datuak Suku Panai ”Rajo Batuah”, berikut dengan semua pembagian tugasnya. Hasil rapat sudah menjelaskan siapa yang akan melakukan apa. Anak kemenakan bertugas membersihkan rumah gadang, menyulap bambu menjadi umbul-umbul penuh hiasan, menyiapkan kayu bakar untuk marandang. Bundo Kanduang juga disibukkan dengan berbagai macam tugas rumah gadang, menyiapkan lamin, merencakankan masakan dan sebagainya. Pun, niniak mamak, sudah disibukkan dengan mendatangi niniak mamak dan Datuak suku lainnya untuk diundang menghadiri alek gadang Suku Panai.

Tiga hari menjelang upacara adat pengangkatan Datuak, rumah gadang Suku Panai sudah memulai ”alek”nya. Hari senin, prosesi adat ”malipek lamin” digelar. Malipek lamin artinya menyusun kain-kain pelaminan sesuai fungsi, filosofi dan kebutuhan. Kain mana yang akan dipasang dibagian mana, akan disusun dan dirundingkan pada hari ini. Lamin atau pelaminan Datuak adalah tempat seorang Datuak disumpah dengan sakral.

Bundo Kanduang Malipek Lamin
Bundo Kanduang saat prosesi Malipek Lamin (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Dulu, pelaminan adalah tanda kehormatan bagi bangsawan dan raja, diidentifikasi melalui jumlah tirai dan banta gadang yang digunakan. Semakin mewah tirainya dan semakin banyak banta gadangnya, semakin tinggi status keluarga tersebut. Setelah kedudukan raja tidak ada lagi, pelaminan menjadi simbol dalam upacara pengangkatan Datuak sebagai pemimpin masyarakat Minangkabau.

Hari Selasa, prosesi ”mamasang lamin” diselenggarakan. Rumah gadang dihias sedemikian rupa dengan kain-kain bersulam benang emas, bermotif Kaluak Paku, Itiak pulang patang, Aka cino sagagang, Saik Ajik, Pucuak Rabuang, dan Siriah Gadang. Prosesi ”malipek dan mamasang lamin” ini melibatkan Bundo-Bundo Kandung dari berbagai suku se-Nagari Painan. Dalam prosesi ini, para Bundo Kanduang berbagai suku akan bekerja sama, bergurau dan makan siang bersama.

Hari Rabu, proses mamasang lamin dilanjutkan kembali. Lamin akan dipasang dalam dua ruangan. Lamin dalam, atau bagian dalam akan diperuntukkan untuk para Datuak dari berbagai suku dan dihias banta gadang. Lamin lua, atau lamin bagian luar akan diperuntukkan untuk para perangkat adat dari berbagai suku yang ada. Pada hari ini juga dilakukan prosesi menyembelih kerbau untuk jamuan makan.

Para Datuak berbagai suku di Lamin Dalam (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Perihal motif kaluak paku, menjadi simbol kebanggan tersendiri bagi masyarakat Minangkabau. Motif ini dilandasi oleh filosofi adat, ”Kaluak paku kacang balimbiang, tampuruang lenggang-lenggangkan, baok manurun ka Saruso, tanam sirieh jo ureknyo, Anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan, tenggang nagari jan binaso, tenggang sarato jo adatnyo (Relung pakis kacang belimbing, bawa menurun ke Saruaso, tanam sirih serta uratnya, Anak dipangku kemanakan dibimbing, orang kampung dipertenggangkan, tenggang negeri jangan binasa, tenggang serta dengan adatnya).

Kaluak Paku melambangkan tanggung jawab seorang laki-laki Minang yang memiliki fungsi ganda dalam hidupnya. Sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya dan sebagai mamak bagi para kemenakannya. Anak dipangku, diurus sebagai prioritas utama, kemenakan dibimbing, dididik dan diayomi agar tumbuh menjadi individu yang bermanfaat dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan kaumnya.

Sebelum Malewakan Gala, Datuak yang akan dilewakan duduk di Lamin Lua (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Hari Kamis (5/10) prosesi pun digelar. Semua Datuak, perangkat adat, dan Bundo kanduang setiap suku di Nagari Painan berkumpul di Kantor KAN (Kerapatan Adat Nagari). Semua diarak menuju rumah gadang suku Panai menggunakan odong-odong. Setelah rombongan tiba di rumah gadang, rangkaian kegiatan pengukuhan dilaksanakan. Ninik mamak duduk bersila, pantun sahut bersahutan, petatah petitih dikemukakan. Sebelum gelar Datuak dilewakan, Datuak tersebut harus duduk dulu di lamin luar. Setelah para Datuak di lamin dalam selesai bermufakat, barulah sang Datuak berganti pakaian kebesaran dan masuk ke lamin dalam untuk diambil sumpah datuak-nya. Malewakan Gala Datuak Suku Panai Rajo Batuah pun dilaksanakan.

Pengukukah dan pengambilan sumpah usai sudah. ”jamba” sudah disajikan menunggu untuk disantap. Bagi masyarakat Minangkabau, Makan Bajamba mencerminkan nilai-nilai budaya kesetaraan, ”tagak samo tinggi, duduak samo randah”. Makan Bajamba juga merepresentasikan semangat kebersamaan antara para anggota suku.

Usai makan bersama, barulah acara formal dilangsungkan. Sambutan-sambutan dari pejabat pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat dilanjutkan dengan susunan acara yang sudah disusun dan direncanakan.

Datuak : Makna dan filosofi

Gelar Datuak dalam masyarakat Minangkabau tidak hanya mencerminkan status atau posisi sosial semata, namun juga penuh hikmah dan falsafah. Kata Datuak dalam Minangkabau merujuk pada sosok pemimpin yang memiliki keunggulan tertentu. Sebuah pengakuan terhadap kelebihan moral, intelektual, dan kepemimpinan yang istimewa pada individu yang menyandangnya. Makna dan filosofi ini juga tercermin pada pakaian kebesaran yang dikenakan saat prosesi adat dilangsungkan. Salah satunya adalah Deta, penutup kepala yang terbuat dari kain hitam biasa yang dililitkan sedemikian rupa sehingga memiliki banyak kerutan. Deta melambangkan akal yang berlipat-lipat dan mampu menyimpan rahasia. Deta dipasang lurus melambangkan keadilan dan kebenaran. Kedudukannya yang longgar melambangkan pikiran yang lapang dan tidak mudah tergoyahkan.

Hubungan dengan Adat dan Warisan Budaya

Prosesi pengangkatan Datuak tentu saja terkait erat dengan nilai-nilai adat dan warisan budaya Minangkabau. Adat istiadat menjadi pedoman dalam pemilihan seseorang menjadi Datuak, menciptakan jaminan bahwa penerima gelar tersebut tidak hanya memenuhi kriteria sosial, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Datuak dianggap sebagai penjaga budaya dan tradisi, juga penjaga nilai-nilai luhur masyarakat Minangkabau.

Proses pengangkatan dan penganugerahan gelar Datuak dalam masyarakat Minangkabau mencerminkan sebuah ritus yang penuh dengan signifikansi dan kebijaksanaan. Gelar Datuak tidak sekadar menjadi lambang status semata, melainkan juga menjadi gambaran dari kekayaan budaya dan esensi filosofis yang tertanam dalam jiwa masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minangkabau, Malewakan Gelar datuak adalah ikhtiar merawat warisan tradisi dan budaya yang sangat berharga.

Artikel ini dimuat di sini.

RESENSI KOMSI KOMSA

Biodata Buku

Judul buku    : Komsi Komsa (Sebuah Novel)
Penulis           : E.S. ITO
Penerbit         : PT. Falcon
Tahun terbit  : 2021 
Tebal buku    : 350 halaman

Superman Is Dead-Sunset Di Tanah Anarki, lagu itu tiba-tiba nyaring berdendang di kepala saya menjadi sebuah soundtrack sepanjang membaca novel ini. Latar belakang tahun 1950-an yang melatari kisah Sam -tokoh kunci cerita ini- dengan beragam pertualangan berbahayanya serasa sangat familiar, seolah seperti menonton film tentang agen rahasia yang menegangkan, membuat jantung berdegub takjub.

Jika selama ini kita menonton film mata-mata dengan tokoh utamanya agen-agen terlatih CIA, FBI atau KGB, kali ini tokohnya adalah seorang pemuda yang gagal dalam sebuah misi pelatihan inteligen disebabkan berijazah palsu. Seorang pemuda Bandung yang dibesarkan oleh priyayi Jawa bernama Sampurasun, tapi bersikeras hanya menggunakan tiga huruf pertama saja sebagai nama panggilan sepanjang hidupnya, Sam.

Pertualangan Sam dimulai seperti sebuah keajaiban saat ia hendak mengakhiri hidupnya. Sepertinya ajal belum sudi menemui. Kesialan karena ketahuan memakai ijazah palsu malah mengantarkan Sam mendapat kesempatan untuk berkuliah di Amerika, di UCLA, berkat bantuan Ted William, seorang dokter yang dipekerjakan WHO untuk meneliti penyakit tropis di Kepulauan Pasifik.

Bukannya fokus pada kuliah dan menjadi ekonom hebat untuk negara yang masih ”bayi”,  Sam malah terlibat pertualangan-pertualangan berbahaya yang dekat dengan dunia bayang-bayang. Berkat sifatnya yang haus pertualangan dan tak bisa menahan diri itu pula, Sam akhirnya juga terlibat dalam aksi-aksi penyelundupan yang dilakukannya dibawah desingan peluru.

Sam yang hobi berjudi itupun pada satu ketika terjerat hutang pada mafia, yang membuatnya harus melakukan penyelundupan demi penyelundupan berbahaya. Narkotika, orang, senjata, bahkan pesawat tempur. Penyelundupan-penyelundupan yang diawali Sam sebagai bagian dari pelunasan hutangnya itu, ternyata tak menemui titik akhir. Penyelundupan yang dilakukan Sam yang dianggapnya bisnis perdagangan itu, ternyata punya peran sentral dalam berbagai perang saudara dan konflik-konflik yang terjadi di Vietnam, Tibet, Afrika Utara hingga Kuba.

Bahkan pada satu titik ”simalakama”, Sam harus melakukan sebuah trik dengan sahabat Jepang-nya untuk mengakali rencana pembunuhan Bung Karno. Sam tidak mau terlibat, tapi jika misi itu tak dijalankannya, resikonya Sam akan kehilangan orang yang dia sayangi dan hormati. ”Kita biarkan orang-orang melihat gunung Fuji meletus padahal hanya awan yang membumbung tinggi”, bisik Hiroki menyelamatkan Sam dari pilihan sulitnya.

Perjalanan-perjalanan berbahaya Sam tentu saja membuatnya menemui beragam jenis manusia dengan beragam ideologi dan kepentingan. Jalan mulus yang dilalui Sam dalam penyelundupannya, tak luput dari campur tangan ”teman-teman”nya yang sempat berhutang budi pada Sam.

Kisah hidup Sam yang menantang bahaya kelak juga mempertemukannya dengan seorang gadis cantik Djabela Rouge, buronan yang paling diinginkan jenderal-jenderal Prancis di Aljazair,  mata-mata Diaochabu – Inteligen China yang menyamar menjadi sekretaris delegasi India saat Konferensi Asia Afrika,  Agen Komunis jebolan Sorbone, Lalla Tamazight. Lalla yang awalnya memburu Sam sejak dari Bandung hingga Praha, akhirnya saling jatuh cinta di Aljazair. Perasaan itulah yang kelak akan membawa Lalla membebaskan Sam dari Rumah sakit jiwa Asylum Patton di San Bernardino.

Pertualangan Sam yang memicu adrenalin ini sangat layak untuk ”ditelusuri” juga dinikmati. Novel ini membawa kita keberbagai belahan dunia pada periode 1950-an, mengintip sudut-sudut dunia yang punya luka yang sama.

Comme ci, Comme ca. Komsi Komsa.

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA: MEMBANGUN PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh: Ilmita, S.Pd.I, M.Pd


 


Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu fondasi utama pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan telah menjadi prioritas utama. Salah satu langkah besar yang diambil adalah dengan meluncurkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2021. Kurikulum ini dirancang untuk memodernisasi pendidikan di Indonesia agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman.

Kurikulum Merdeka adalah sebuah inovasi besar yang bertujuan untuk membebaskan pendidikan dari batasan-batasan tradisional. Kurikulum Merdeka lahir sebagai upaya untuk memperbarui pendekatan pembelajaran dan memberikan kebebasan lebih kepada peserta didik dalam menentukan jalannya proses belajar. Ini berarti menggeser fokus dari hanya menghafal fakta-fakta menuju pemahaman yang lebih dalam, keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, integritas, serta keterampilan sosial yang baik.

Kurikulum Merdeka: Apa dan Mengapa?

Kurikulum Merdeka, pada dasarnya, merupakan suatu pendekatan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk lebih mandiri dalam menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar. Ini bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang lebih aktif, kreatif, dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam dalam bidang-bidang yang mereka minati.

Kurikulum Merdeka juga menekankan pada relevansi materi yang diajarkan dengan dunia nyata. Mereka memperkenalkan kurikulum berbasis proyek, praktikum, dan magang untuk memungkinkan siswa mengalami aplikasi langsung dari pengetahuan mereka. Ini membantu mengatasi masalah umum di kurikulum tradisional di mana siswa sering kali bertanya, "Kenapa kita harus belajar ini?" Kurikulum Merdeka memberikan jawaban konkret pada pertanyaan tersebut.

Selain pengetahuan akademik, kurikulum ini juga menekankan pengembangan keterampilan. Keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, berkolaborasi, serta pemecahan masalah menjadi fokus utama dalam pembelajaran. Siswa diajarkan untuk berpikir lebih mendalam, mengemukakan argumen, dan mencari solusi kreatif untuk masalah.

Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka juga mengalami perubahan. Selain ujian tertulis tradisional, siswa dinilai melalui berbagai cara, termasuk proyek, presentasi, dan portofolio. Ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan seorang siswa dan mengurangi tekanan pada ujian akhir.

Sebagai salah satu pendamping Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas saya melihat sendiri proses penerapan kurikulum merdeka oleh guru terlatih. Sejauh ini, implementasi Kurikulum Merdeka telah menunjukkan dampak positif dalam perkembangan pembelajaran. Siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi, dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia nyata juga terlihat menikmati pembelajaran mereka. Namun, ada juga tantangan dalam implementasi kurikulum ini, seperti masih dibutuhkannya pelatihan guru yang memadai dan pemenuhan sarana pendidikan yang memadai pula.

Jadi, Kurikulum Merdeka ini adalah langkah besar dalam memodernisasi pendidikan di Indonesia. Ini menggeser fokus dari pengajaran tradisional menuju pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif. Melalui perubahan paradigma, penekanan pada keterampilan, serta evaluasi yang berbeda, Kurikulum Merdeka berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan membantu menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Ada beberapa alasan mengapa Kurikulum Merdeka menjadi relevan dalam konteks pendidikan modern:

1.   Menghormati keunikan setiap peserta didik : Setiap siswa memiliki minat, bakat, dan kebutuhan yang berbeda. Kurikulum Merdeka memungkinkan mereka untuk mengejar minat mereka sendiri, yang pada gilirannya akan memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih giat.

2.  Pengembangan keterampilan yang relevan : Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memiliki kontrol lebih besar dalam menentukan apa yang mereka pelajari. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan yang lebih relevan dengan kehidupan nyata dan masa depan mereka.

3.  Meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah : Dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi topik dan ide-ide yang mereka minati, Kurikulum Merdeka membantu meningkatkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.

Langkah-langkah Implementasi

Implementasi Kurikulum Merdeka adalah tantangan yang signifikan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan dalam implementasi ini adalah:

1.   Pelatihan dan Pengembangan Guru : Guru harus dilatih untuk menjadi fasilitator yang efektif dalam pendekatan Kurikulum Merdeka. Mereka perlu memahami bagaimana memberikan bimbingan yang tepat kepada siswa tanpa menghambat kreativitas mereka.

2.  Penyusunan Kurikulum Terbuka : Kurikulum harus bersifat fleksibel dan dapat diakses oleh siswa, sehingga mereka dapat memilih mata pelajaran dan proyek yang sesuai dengan minat mereka. Ini memerlukan penyusunan kurikulum yang terbuka dan mudah diakses.

3.  Evaluasi yang Berfokus pada Kemajuan : Evaluasi siswa harus lebih berfokus pada kemajuan dan pemahaman mereka, bukan hanya pada nilai atau tes standar. Ini akan mendorong siswa untuk belajar dengan lebih mendalam.

Manfaat Kurikulum Merdeka

1.   Peningkatan Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis : Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk memikirkan masalah dengan lebih kritis dan analitis, menghasilkan pemikiran yang lebih mandiri dan reflektif. Ini membantu mengembangkan potensi kreatif siswa, yang sangat penting dalam menghadapi perubahan yang cepat dalam dunia modern.

2.  Pembelajaran Berpusat pada Siswa dan Kemandirian Belajar : Kurikulum ini menggeser fokus dari guru sebagai pemegang pengetahuan utama menjadi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Ini membantu siswa untuk mengembangkan kemandirian, rasa tanggung jawab, dan motivasi intrinsik. Siswa belajar untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar, mencari sumber daya mereka sendiri, dan mengembangkan minat mereka dengan lebih mendalam.

3.  Pengembangan Keterampilan Hidup : Selain keterampilan akademik, Kurikulum Merdeka menekankan pengembangan keterampilan hidup yang relevan, seperti berkomunikasi dengan efektif, berkolaborasi dalam tim, dan pemecahan masalah. Ini membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata.

4.  Pemahaman yang Lebih Mendalam : Dengan pendekatan yang lebih mendalam terhadap materi, siswa lebih memahami konsep-konsep inti dan tidak hanya menghafal fakta. Ini membantu mereka untuk mengaitkan pengetahuan dengan situasi nyata dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam.

5.  Relevansi Materi : Kurikulum Merdeka menekankan pada penggunaan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dan pasar kerja. Hal ini membantu siswa untuk melihat koneksi antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan dunia nyata.

6.  Evaluasi yang Holistik : Sistem evaluasi yang lebih holistik dan beragam dalam Kurikulum Merdeka memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa. Ini memungkinkan pengukuran yang lebih akurat terhadap kemajuan mereka.

7.  Pemberdayaan Guru : Kurikulum ini juga memerlukan peran yang lebih aktif dari para guru sebagai fasilitator pembelajaran. Guru harus mendorong dan mendukung siswa dalam eksplorasi dan penemuan mereka sendiri, yang dapat menjadi pengalaman yang memuaskan bagi guru.

8.  Penanaman Nilai dan Karakter : Selain akademik, Kurikulum Merdeka juga menekankan pembentukan karakter dan nilai-nilai positif pada siswa. Ini membantu menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas, etis, dan peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.

9.  Persiapan untuk Masa Depan : Dalam dunia yang berubah dengan cepat, siswa yang telah menjalani Kurikulum Merdeka diharapkan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan dan sukses dalam berbagai bidang.

10.  Meningkatkan Daya Saing Global : Dengan fokus pada keterampilan dan pemahaman yang lebih mendalam, lulusan Kurikulum Merdeka memiliki potensi untuk bersaing secara global, membantu meningkatkan citra pendidikan Indonesia di mata dunia.

Manfaat-manfaat ini menyoroti pentingnya Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan membantu menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka adalah langkah yang sangat positif dalam transformasi pendidikan Indonesia. Ini memberikan siswa kesempatan untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka dan mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjangnya akan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai akademisi dan salah satu pendamping Implementasi Kurikulum Merdeka, saya berharap semua pihak terus mendukung perkembangan dan implementasi Kurikulum Merdeka yang lebih baik di masa depan. Semoga pendidikan Indonesia terus berkembang menuju masa depan yang lebih cerah.

Mengintip Dampak Pemanasan Global dari Kaki Gunung Talamau

 

Pulang kampung, dua kata itu seperti memiliki magic-nya sendiri. Pulang kampung bukan hanya tentang perjalanan fisik, tetapi juga tentang menyusuri kenangan. Melangkah kembali ke desa kelahiran, seperti membuka lembaran kenangan yang terlipat rapat. Di antara jalan-jalan berliku -yang kadang membuat perut mual-, dan pemandangan yang familiar, cerita-cerita lama hidup kembali dalam ingatan, mengingatkan banyak hal yang telah meresap ke dalam diri kita yang sekarang. Setiap sudutnya menyimpan cerita, setiap wajah tersenyum yang dijumpai mengalirkan kenangan, dan setiap angin yang berhembus disela kaca mobil seakan membisikkan kisah-kisah masa kecil. Pulang kampung bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa mencharger kembali kenangan yang berharga.

Mendekati kampung halaman, saya akan membuka kaca lebar-lebar, membiarkan udara segar dan dingin menyeruak masuk memenuhi pernafasan. Pemandangan serba hijau dan pohon-pohon yang lebat dan rindang, membuat saya bersyukur telah menjadi bagian dari planet indah ini, betapa saya beruntung dan sangat mencintai bumi ini. 


Pun dengan kepulangan kami lebaran kemaren. Sukacita itu bahkan sudah dimulai sejak seminggu sebelum berangkat dengan menyiapkan banyak hal termasuk beberapa baju hangat. Desa kelahiran saya berada tak jauh dari kaki gunung Talamau. Setiap tahunnya, setiap pulang, kami selalu membutuhkan pakaian hangat untuk beradaptasi dengan cuaca dinginnya. Tapi ada yang berbeda dengan kepulangan kami kali ini. Sesampai dirumah, baju-baju hangat yang sudah disiapkan nyaris tak pernah kami gunakan. Cuaca dikampung cukup hangat bahkan mendekati panas. Ya, panas dalam arti sebenarnya. Siang yang terik dan dimalam hari kami tak butuh bedcover tebal lagi.

Apahal yang terjadi? Seekstrim inikah perubahan iklim dan pemanasan global, hingga menjangkau pelosok desa dibawah kaki gunung ini juga? ”ya, sekarang disini sudah sangat panas dan jarang hujan, sampai-sampai dua minggu lalu kami harus menjemput air kehulu bukit sana” ujar ibu suatu waktu saat saya mengeluhkan teriknya siang itu padanya. Sontak saja saya mengetikkan beberapa kata dimesin pencarian, dan headline ini, ”Alih fungsi lahan, Pasbar kehilangan 47 ribu ha hutan sejak 1996-2021” menempati posisi teratas dalam pencarian saya. Humm...pantas saja bukan. Dan kita tidak terlalu bodoh untuk mencari keterkaitannya.

Kerusakan hutan maupun alih fungsi hutan tentu memiliki dampak serius terhadap iklim dan lingkungan secara keseluruhan. Diantaranya:

1. Emisi karbon: hutan-hutan adalah penyerap karbon alami yang besar. Ketika hutan ditebang atau terbakar, karbon yang tersimpan dalam biomasa pohon dilepaskan ke atmosfer sebagai Karbondioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

2. Pemanasan global: penambahan gas rumah kaca seperti CO2 ke atmosfer menyebabkan peningkatan efek rumah kaca. Ini mengakibatkan peningkatan suhu global yang dikenal sebagai pemanasan global. Pemanasan ini dapat menyebabkan perubahan pola cuaca yang ekstrem, naiknya permukaan air laut akibat pelelehan es, dan gangguan ekosistem.

3. Pengurangan penyerapan karbon: selain sebagai penyimpan karbon, hutan juga berperan sebagai penyerap karbon melalui proses fotosintesis. Ketika hutan ditebang, kapasitas penyerapan karbon berkurang, yang mengarah pada peningkatan CO2 atmosfer dan pemanasan global yang lebih lanjut.

4. Perubahan pola hujan: hutan memiliki peran penting dalam memengaruhi pola hujan. Pohon-pohon meresapkan air dari tanah dan mengeluarkannya melalui proses transpirasi. Ketika hutan ditebang, pola aliran air di daerah tersebut dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola hujan dan menyebabkan kekeringan atau banjir.

5. Kehilangan keanekaragaman hayati: kerusakan hutan mengakibatkan hilangnya habitat bagi banyak spesies hewan dan tumbuhan. Ini dapat menyebabkan kepunahan spesies, mengganggu rantai makanan, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Keanekaragaman hayati penting untuk menjaga stabilitas ekosistem dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

6. Pelepasan gas metana: selain co2, kerusakan hutan juga dapat menyebabkan pelepasan gas metana (ch4), yang juga merupakan gas rumah kaca kuat. Proses perombakan bahan organik di hutan yang terganggu dapat menghasilkan metana, yang lebih efektif dalam menahan panas daripada co2.

Kesimpulannya, kerusakan hutan memiliki dampak yang luas dan serius terhadap perubahan iklim. Dan perlindungan/restorasi hutan harus kita upayakan sebagai langkah penting untuk mengatasi pemanasan global dan dampak negatif perubahan iklim lainnya.

Upaya untuk menjaga hutan di negeri tercinta ini tentu tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Butuh usaha bersama dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan untuk mewujudkannya.

Kita membutuhkan perlindungan hukum dan kebijakan dengan menerapkan dan memperkuat undang-undang yang melindungi hutan dan lingkungan, juga mengembangkan kebijakan yang mendukung konservasi hutan dan pengelolaan yang berkelanjutan.

Harus ada upaya pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk pemilihan kayu dengan bijaksana, penanaman kembali (reboisasi) dan menghindari penebangan liar dan penggundulan hutan yang merusak.

Kita juga harus menyupayakan pencegahan kebakaran hutan dengan memantau dan mengendalikan aktivitas kebakaran hutan dengan sistem pemantauan dan patroli yang efektif. Serta menerapkan kampanye kesadaran untuk menghindari praktek membakar lahan.

Konservasi keanekaragaman hayati juga harus dilakukan untuk melindungi spesies langka dan habitat kritis di dalam hutan dan mengembangkan kawasan perlindungan seperti taman nasional dan cagar alam.

Untuk itu semua, partisipasi masyarakat lokal tentu saja sangat dibutuhkan. Masyarakat lokal harus terlibat dalam pengelolaan hutan dan diberikan insentif bagi mereka untuk menjaga lingkungan. Masyarakat lokal juga harus diberi pengetahuan lokal tentang ekologi hutan dan praktik tradisional berkelanjutan.

Selanjutnya, juga perlu adanya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan untuk keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia. Kita bisa mengadakan kampanye kesadaran untuk mengurangi pembakaran hutan ilegal dan aktivitas merusak lainnya. Kampanye-kampanye berkelanjutan dengan mengusung tema seperti #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku dan sebagainya.

Dari segi akademis, penelitian dan inovasi berkelanjutkan juga musti digalakkan. Kita harus mendukung penelitian-penelitian ilmiah untuk memahami ekologi hutan dan mencari solusi inovatif dalam menjaga kelestariannya. Juga menggunakan teknologi terkini seperti pemantauan satelit untuk memantau perubahan hutan.

Upaya pengurangan deforestasi juga mutlak ada. Hal ini mendorong penggunaan alternatif terhadap penebangan hutan, seperti kayu ramah lingkungan dan bahan baku non-kayu dan menjalin kemitraan dengan perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.

Pengelolaan lahan gambut juga harus selalu dipantau. Lahan gambut sangat rentan pada bahaya kebakaran hutan. Kita harus mengambil langkah-langkah khusus untuk menjaga lahan gambut, termasuk pencegahan kebakaran dan restorasi gambut yang terdegradasi.

Kerjasama pengelola hutan dengan organisasi non-pemerintah (NGO) juga sangat penting untuk mencapai tujuan perlindungan lingkungan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Kolaborasi semacam itu dapat menggabungkan sumber daya, pengetahuan, dan pengalaman dari kedua belah pihak untuk meningkatkan pengelolaan hutan dan mempromosikan praktik-praktik yang berkelanjutan.

Dan terakhir, kerjasama internasional. Mungkin hal ini terlalu ”jauh” untuk kita lakukan dalam waktu singkat dengan banyak keterbatasan pengetahuan dan kendala bahasa yang kita hadapi juga, namun bekerjasama dengan negara lain dan organisasi internasional untuk mendukung upaya global dalam melindungi hutan dan mengatasi perubahan iklim sangat perlu kita lakukan.

Menjaga hutan Indonesia adalah tanggung jawab dan kerja bersama. Kombinasi dari langkah-langkah ini akan membantu kita memastikan keberlanjutan hutan dan keanekaragaman hayati yang berharga di negara tercinta ini.

Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan Indonesia!

TALK ABOUT AI

 

Tulisan terburu-buru ini saya tulis karena tiba-tiba terbersit saat saya sedang mengerjakan sebuah pekerjaan dengan dibantu sebuah sistem AI.

Belakangan ini, AI alias Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan sudah tak asing lagi buat masyarakat awam seperti saya. Kecerdasan buatan yang ditambahkan kepada suatu sistem itu sudah begitu lekat mengitari lini-lini kehidupan kita. Bahkan saat saya break makan siang setelah mengerjakan pekerjaan yang dibantu AI, AI juga mengambil alih tontonan podcast saya dengan menggunakan algoritmanya, menuntun saya menonton hal-hal yang saya sukai. ‘Mencuri’ Kotak Hitam Silicon Valley, AI vs AGI & Akhir dari Homo Sapiens, Anak Indonesia Pencipta AI Untuk Pendidikan dan lain sebagainya. Judul-judul tontonan itu muncul seketika langsung setelah saya meng-klik ikon kotak merah dan segitiga putih dilayar komputer jinjing saya. Betapa luarbiasanya AI merayap ke celah-celah personal kita. Bahkan tulisan ini pun muncul setelah menggunakan dan menonton perihal AI juga.

Tentu saja akan selalu ada pro dan kontra atas suatu inovasi, atas suatu hal yang baru. Kita membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat itu. Membuat kita seolah berkejaran dengan waktu.

Sebagai seorang yang tak akan pernah bisa membendung perkembangan ini, saya dan juga teman-teman semua hanya diberi pilihan untuk mengikuti dan mengambil hal-hal yang positif dari teknologi ini.

Tak bisa dipungkiri, ada banyak hal positif yang akan dibawa oleh AI, khususnya dalam dunia pendidikan. Saya mencoba mengetikan kalimat pernyataan itu di sebuat chat AI, dan lihat jawabnya :

---------------------------------------------

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan memiliki berbagai dampak positif yang dapat meningkatkan proses belajar-mengajar dan pengalaman siswa. Beberapa di antaranya adalah:

1.      Personalisasi Pembelajaran: AI dapat menganalisis data dan informasi mengenai kemampuan dan preferensi belajar siswa secara individu. Dengan demikian, AI dapat menyajikan konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dengan kecepatan dan gaya yang sesuai.

2.     Efisiensi dan Produktivitas: AI dapat mengotomatisasi beberapa tugas administratif dan mengelola data dengan cepat dan akurat, membebaskan waktu guru untuk lebih fokus pada kegiatan pembelajaran dan interaksi dengan siswa.

3.     Pendeteksian Dini dan Peningkatan Kinerja Siswa: AI dapat membantu mengidentifikasi dini kemungkinan kesulitan belajar atau masalah dalam pemahaman siswa. Dengan demikian, tindakan perbaikan dapat dilakukan lebih cepat untuk membantu siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

4.     Ketersediaan Sumber Belajar: Melalui AI, akses ke berbagai sumber belajar dalam bentuk digital dapat ditingkatkan dan dikustomisasi untuk mengakomodasi gaya belajar berbeda dari siswa.

5.     Penyediaan Umpan Balik: AI dapat memberikan umpan balik secara real-time pada tugas atau ujian yang telah diselesaikan oleh siswa, membantu mereka memahami kesalahan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan.

6.     Pengembangan Kurikulum: AI dapat menganalisis data dan tren dalam kurikulum untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan dan kesenjangan dalam program pembelajaran.

7.     Pengembangan Konten Edukasi: AI dapat membantu menciptakan dan mengoptimalkan konten edukasi, seperti video pembelajaran interaktif, yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

8.    Evaluasi Guru: AI dapat membantu mengukur kinerja guru melalui analisis data, termasuk efektivitas metode pengajaran dan tingkat partisipasi siswa.

9.     Mendukung Keterampilan 21 Abad: Dengan integrasi AI, siswa dapat belajar tentang teknologi dan keterampilan terkini yang relevan untuk menghadapi tantangan di abad ke-21, seperti pemrograman, data analytics, dan kecerdasan buatan itu sendiri.

10.  Pengenalan dan Penghapusan Bias: Dengan pendekatan yang benar, AI dapat membantu mengenali dan mengurangi bias dalam pembelajaran, termasuk bias gender, etnis, dan lainnya.

 

Penggunaan AI dalam pendidikan memberikan potensi besar untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kualitas sistem pendidikan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan AI juga harus diimbangi dengan tanggung jawab etika dan privasi untuk memastikan perlindungan data siswa dan integritas pembelajaran yang adil dan aman.

 

-------------------------------------------------

Look, saya bisa langsung membuat sebuah artikel jurnal hanya dengan mengetikan sebuah kalimat pernyataan. Luar biasa bukan? Dan cukup ”mengerikan”. :D

Ini hanya secuil sedebu contoh betapa luar biasa dan ”berbahaya”nya kecerdasan buatan ini. Dan tentu saja menjadi tantangan besar bagi saya sebagai orang tua dan pendidik kedepannya.

Membuat makalah bukan hal yang sulit lagi bagi mahasiswa, mereka tak perlu lagi meminjam beberapa buku ke perpustakaan dengan resiko tabrakan dengan teman saat membawa buku atau ketiduran saat membacanya. Cukup mengetikkan sebuah topik silabus dan AI akan menyiapkan makalah dan slide presentasi untuk mereka.

 

Meski bukan berlatar belakang pendidikan teknologi, mau tak mau kita harus mulai untuk beradaptasi dengan kecerdasan buatan ini. Tapi, meskipun beradaptasi dengan kecerdasan buatan memiliki manfaat yang besar, juga penting untuk menangani tantangan dan masalah etika yang mungkin muncul. Penggunaan AI harus diimbangi dengan tanggung jawab dan privasi untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Apakah kalian sadar, paragraf terakhir adalah kalimat yang dirangkai AI?


1Q84 JILID 1

 

Menamatkan jilid 1 novel trilogy yang lebih dari 500 halaman dalam waktu seminggu bagi saya adalah sebuah prestasi. Meski secara "resmi" saya hanya bekerja empat hari dalam seminggu, tapi sebagai seorang ibu rumahtangga, semua waktu dalam 24/7 sudah terisi penuh.

Namun seperti ada semacam tangan tak kasat mata yang bersikeras menarik saya untuk menuntaskan membaca jilid pertama ini secepatnya. Secepat pergantian alur antara dua tokoh dalam chapter berbeda yang diceritakan secara bergantian. Buku ini seperti candu yang mampu membuat saya menomorsekiankan drama dan podcast favorit bahkan saat menyantap sarapan dan makan siang.

1Q84, dengan huruf Q dan angka 9 yang tumpang tindih berwarna biru dan merah disampulnya. Sihir Murakami sepertinya mulai meresap tanpa bunyi.

Kami membeli buku ini tahun 2015, delapan tahun lalu. Delapan tahun buku ini terpajang dirak buku dan sudah ikut berpindah saat aku juga berpindah rumah untuk melanjutkan sekolah. Lalu ”mereka” juga bersemedi bertahun-tahun dalam kardus yang berisi tumpukan buku dibawah tempat tidur. ”Banjir” tiba-tiba pada suatu malam, minggu lalu, akhirnya berhasil membawanya naik ke meja kerjaku.  Dan seolah-olah memberitahu dengan kesal campur gemas ”sudah cukup pengabaian delapan tahun ini, Mita”. :D

Saya justru sempat bertanya-tanya sendiri, bagaimana bisa melewatkan 2 jilid yang tebal ini tanpa membacanya sama sekali? Sesibuk dan setidakpunyawaktu itukah saya? Seajaib itukan waktu menyembunyikannya?

Tapi satu hal yang pasti, saya akhirnya ikut menemani perjalanan Aomame memasuki dunia yang terlihat berbeda dari dunia dia sebelumnya. Murakami membuat saya ikut memutar sinfonietta Janacek dan Lachrimae-nya John Dowland saat ”menemani” Aomame menuruni tangga darurat di Jalan Tol Metropolitan menyusuri lorong bawah tanah menyeberangi Jalan Tol yang seolah membawanya ke dunia yang berbeda, dunia yang seperti sama tapi tak sama. Dunia yang kemudian membingungkan Aomame, karena memiliki dua buah bulan dan seragam polisi yang berbeda dari beberapa jam sebelumnya, dunia yang kemudian disebutnya dengan dunia ditahun 1Q84, bukan 1984.

Saya juga diajak berkenalan dengan Tengo, guru bimbel Matematika yang jago menulis dan bercita-cita menjadi novelis. Tentang kelebat-kelebat ingatannya yang membuatnya pusing dan kadang pingsan tiba-tiba. Perjalanan kesehariannya yang berulang yang juga membawanya bertemu dengan sosok gadis SMA yang cantik tapi ”aneh” bernama Fuka Eri, nama pena dari Fukada Eriko, gadis disleksia dengan novelnya yang dikemudian hari memenangkan penghargaan pengarang muda setelah ”direnovasi” oleh Tengo. Novel itu berjudul Kepompong Udara. Novel yang mengisahkan tentang Orang Kecil, entah kiasan atau sebenarnya. Hingga menghilangnya Fuka Eri secara misterius entah disebabkan apa.

Secara keseluruhan jilid pertama ini berhasil membuat saya mulai membuka lembaran jilid kedua dan akhirnya memesan jilid ketiga. Haruki Murakami membawa saya menelusuri novel genre fantasi dengan ringan dan lugas. Seperti menonton film-film Gibli, awalnya membingungkan namun kemudian kita terhanyut menikmati. Meski novel terjemahan, tapi Ribeka Ota sebagai penerjemah tidak ingin membuat kita kesulitan saat menikmati ”pertualangan” ini. Beliau menerjemahkan dengan ”halus” sekali. Keterampilannya ini sangat saya apresiasi. Terima kasih telah membuat saya bisa membaca novel ini dengan bahasa sendiri, Ota. Arigatou Gozaimasu.

THEY WILL ALWAYS BE OUR BABIES

 

Hari ini status para orang tua di sosial media hampir terlihat seragam. Hari pertama anak masuk sekolah. Yap, ada yang hari pertama di sekolah baru, ada juga yang hari pertama di kelas baru. Tapi vibes-nya sama, di-behind the scene anak-anak yang mulai sekolah, ada orang tua yang terharu biru. Kaki-kaki kecil yang selama ini kita ciumi dengan gemas itu, sekarang sudah mengenakan sepatu sekolah, membawa mereka melangkah memasuki dunia yang lebih luas dari sekedar rumah.

Anak-anak selalu menempati tempat paling spesial dalam kehidupan kita. Sosok yang mau kita ajari, tapi terkadang malah mengajari kita banyak hal. Meski selalu didekat kita, anak-anak seolah tumbuh tanpa kita sadari. Baru kemarin rasanya mereka lahir ke dunia ini, eh hari ini ternyata sudah mulai sekolah saja. Perihal anak, kita selalu berkejaran dengan waktu.

Pagi ini saya teringat sebuah teori John Locke tentang tabula rasa. Filosofi yang mengatakan anak terlahir sebagai kertas kosong. Tabula rasa secara etimologi berasal dari bahasa Latin tabula dan rasa. Tabula berarti map atau atlas, sedangkan rasa berarti batu tulis, yang berarti "batu tulis bersih”. Sedangkan dalam bahasa inggris "blank slate", blank berarti kosong tanpa ada tulisan, sedangkan slate berarti batu tulis, dengan demikian bisa bermakna batu tulis kosong yang belum ada tulisan, John Locke menyebutnya sebagai kertas putih atau kertas kosong.

Lalu ada sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan bayi berusia 3 bulan menggunakan 3 boneka, anggap saja berwarna kuning, biru dan coklat. Boneka yang kuning, dijadikan sebagai antagonis yang selalu ”menjahati” boneka biru. Sedangkan boneka coklat dijadikan sebagai protagonis yang selalu melindungi boneka biru, memeluk dan mengelus boneka biru. Beberapa waktu kemudian bayi-bayi itu diberikan ketiga boneka, dan mereka semua memilih boneka coklat setelah memandang lama boneka kuning.

Penelitian ini menjadi pembanding atau pembantah teori Jonh Locke tentang tabula rasa. Ternyata anak-anak kita tidak terlahir sebagai kertas kosong, tapi mereka lahir dengan fitrah bawaan.  Al-Ghazali memaknai fitrah anak sebagai makhluk yang telah dibekali potensi kebaikan dan potensi untuk beriman kepada Allah. Ada benih-benih kebaikan dalam sosok-sosok mungil itu.

Benih-benih kebaikan itulah yang akan dipupuk dengan pendidikan. Berharap sekolah dan guru akan menjadi fasilitator dalam menumbuhkembangkan benih itu menjadi ”pohon” yang berakar kuat, berdaun lebat dan berbuah manis, yang bermanfaat untuk umat manusia lainnya.

Semoga jalan yang akan ditempuh anak-anak kita kedepannya adalah jalan yang penuh dengan hal-hal baik, bertemu dengan guru yang baik, teman yang baik, dan pelajaran-pelajaran yang berharga.

Meski terus bertumbuh besar dan kelak dewasa, satu hal yang akan terus kita rasa sebagai orang tua, that no matter how big they grow, there are no if's or but's or maybe's, they will always be our babies.

Selamat hari pertama sekolah, untuk anak-anak hebat dan orang tua-orang tua yang hebat pula. Hwaiting !!

TANPA JUDUL

Gambar by Pinterest

Bagai seabad tak bersua. Aih niat sekali ya saya menulis kalimat pembuka seperti ini. Saya sendiri juga sedikit merinding membacanya, overwhelm sekali. Tapi ya gimana lagi, emang seperti itu feel yang saya rasa saat membuka kembali beranda blog ini. 

Basically saya ingin menulis banyak hal sebenarnya. Tapi Ramadhan dan lebaran tahun ini entah kenapa saya merasa hectic sendiri. Saya melewatkan menulis banyak hal. Yang pada akhirnya tentu saja banyak hal pula yang saya sesali. Meski sudah memperkirakan perasaan ini akan saya alami, saya tetap saja absen dari waktu ke waktu untuk menulis. Dan tentu saja sekarang saatnya saya menuai sesal itu. 

Mungkin saya memang punya satu atau dua atau tiga alasan untuk sekedar membela diri pada diri saya sendiri, tapi tetap saja saya telah melewatkan banyak hal yang ikutan hanyut bersama alasan-alasan itu. 

Saya absen dalam mengabadikan beberapa hal penting dalam hidup saya sendiri. Seolah semua yang terjadi tak ada apa-apanya dan tak apa-apa jika tak saya apa-apakan. Lalu saya mau apa lagi, selain kemudian mendapati diri saya mengetiki kata demi kata dengan kalimat pembuka yang membuat mual beberapa pembaca. 

Tapi dalam jeda itu, saya jadi punya waktu untuk mempertanyakan diri saya sendiri. Sebenarnya apa sih yang saya mau dengan blog ini. Apa yang benar-benar mau saya ekspose di sini. Hal apa saja yang saya izinkan untuk dibaca pembaca dalam blog ini. Apakah saya bener-bener harus fokus pada satu dua hal saja agar blog ini bisa dinikmati pembaca yang butuh informasi sama. Atau saya bisa menulisi semua hal yang saya mau bahkan tentang hal-hal random sekalipun dalam hidup saya. Pertanyaan-pertanyaan dan dialog-dialog itu riuh dalam pikiran saya. Kadang kita jadi menyadari betapa bisingnya sebuah pikiran bahkan saat mulut kita diam. 

Lalu dalam lalu lintas pikiran itu saya menyimpulkan bahwa saya akan menulis apapun yang sama mau. Tulisan-tulisan bermanfaat maupun hal-hal random unfaedah sekalipun. Saya akan menulis yang mau saya bagikan dan menyerahkan pada pembaca apa yang mau mereka dapatkan dari tulisan-tulisan itu. 

Apapun yang sudah terposting silahkan ambil baik-baiknya. Dan saya akan membiarkan blog ini menjadi "dirinya sendiri" selamanya. 


REKOMENDASI MENU SAHUR DAN BERBUKA AGAR SI KECIL MAKIN SEMANGAT BERPUASA

 

Udah hari keempat Ramadhan. Gimana Bun, apa udah mulai bingung menentuin menu sahur/berbuka puasa si kesayangan? Emang sih nentuin menu apa yang akan dimasak setiap hari itu suka bikin pusing. Kadang kalo udah mentok, ya udahlah, bikin telor orak-arik aja. Sering gitu nggak Bun? Kalau saya sih sering…hehe.

Buuut, kali ini aku mau rekomendasiin nih menu sahur dan berbuka untuk si buah hati tercinta. Siapa tau bermanfaat ya Bun.

 

1.   Sop Bakso Tuna

Selain segar, bakso tuna juga tergolong sehat untuk dikomsumsi sehari-hari dengan kandungan gizi yang tinggi. Bunda bisa beli yang frozen di toko organic terdekat atau bikin sendiri dirumah sekalian buat stok juga. Untuk kuah sopnya cukup tumis bamer dan baput, tambahkan garam, sedikit lada bubuk, saos tiram, kecap dan saos pedas manis. Masukkan bakso, daun bawang dan seledri. Koreksi rasa. Dan siap untuk disantap dengan nasi putih hangat.

Bahan-bahan Bakso Tuna

400 gr fillet tuna tanpa kulit

5 siung bawang putih

2 siung bawang merah

1 sdt bawang putih bubuk

1 sdt bawang merah bubuk

1/2 sdt lada

1 sdt garam

200 ml air es

1 sdm tepung terigu

5 sdm tepung sagu pak tani

1 butir telur

2 sdm minyak

 

Cara Membuat

1.    Cuci bersih fillet ikan tuna. Boleh membalurnya dengan air jeruk nipis jika ingin kurangi amisnya.

2.   Masukkan bawang putih dan bawang merah ke dalam food processor atau blender.

3.   Masukkan fillet ikan garam, lada, bawang putih bubuk, bawang merah bubuk, air es, telur atau egg replacer dan minyak. Haluskan hingga 10 menit. Stop food processornya tiga kali dalam sepuluh menit itu untuk mengaduk dan cek tekstur dengan spatula.

4.   Pindahkan adonan ke wadah. Tambahkan terigu dan tepung sagu pak tani.

5.    Siapkan air untuk merebus bakso.

6.   Bulatkan adonan sesuai selera untuk besar kecilnya. Tips supaya tidak terlalu lengket, gunakan minyak makan ditangan saat membulatkan bakso.

7.    Rebus bulatan bakso dalam air mendidih hingga mengapung.

8.   Tiriskan dan simpan hingga digunakan.

 

2.  Sop Ayam kampung

Kalau ini sih simple ya Bun. Cuci bersih ayam dan rebus dengan api sedang. Masukkan bumbu sop (lada, bunga lawang, kapulaga, cengkeh, pala, kayu manis) dan garam. Masak sampai ayam empuk. Lalu masukkan daun bawang, potongan wortel dan kentang. Masak sampai semua empuk. Lalu tambahkan seledri dan bawang goreng. Sup pun siap disajikan.

 

3.  Ayam/ikan Crispy

Potong tipis ayam/ikan. Marinasi dengan lada bubuk, bawang putih bubuk, jahe bubuk dan kaldu bubuk. Setelah itu goreng ayam/ikan dengan tepung bumbu serbaguna. Celupkan ke tepung basah, lalu tepung kering dan goreng dengan api sedang. Ayam/ikan crispy siap disantap dengan nasi hangat.

 

4.  Stik ayam

Untuk stik ayam saya biasanya menggunakan paha atas bawah. Potong dua dan buang tulangnya. Marinasi dengan kecap, saos pedas manis, saos tiram, minyak wijen, bawang putih bubuk dan kaldu bubuk. Diamkan minimal 2 jam atau bisa dimarinasi malam, simpan dikulkas untuk dimasak saat sahur. Cara masaknya : goreng ayam sebentar saja dengan margarin. Lalu tambahkan segelas air putih. Masukkan kecap, saos pedas manis, saos tiram, lada bubuk, dan baput bubuk. Tutup dan masak sampai air mengental menjadi saos. Angkat dan sajikan.

 

5.  Ayam bakar/ayam goreng

Kalau ini bisa sekaligus dua masakan dengan satu kali persiapan aja. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas dan kemiri yang udah disangrai. Tumis dengan minyak, masukkan sereh yang udah digeprek, daun kunyit, daun salam dan daun jeruk. Masukkan ayam yang udah dicuci bersih. Aduk. Masukkan air dan ungkep sampai empuk. Hasilnya bisa disimpan difreezer untuk kemudian di goreng atau dibakar di microwave atau air fryer.

Nah, itu beberapa rekomendasinya ya Bun. Tulis dikolom komentar juga kalau Bunda punya rekomendasi menu lainnya yaa…Selamat Berpuasaaa.


MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...