RAMADHAN KAREEM

 

Satupertiganya telah berlalu. Fase rahmat berakhir hari ini. Fase maghfirah dan Itqun minan nar akan mengisi duapertiga berikutnya. Bagi kita umat Islam, Ramadhan bukan hanya bulan biasa dalam hitungan kalender hijriah. Bulan ini adalah bulan istimewa, bulan yang penuh kedamaian, ketenangan, penyembuhan, kebaikan, pengampunan, kasih sayang, bulan menggapai surga, bulan al-Qur’an, bulan wahyu, dan bulan perayaan menjadi seorang muslim. Bulan dimana kita berlatih menahan diri, tidak hanya melakukan apa yang kita inginkan, namun melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha kuasa.

Ramadhan adalah segitiga refleksi yang memantul pada tiga hubungan penting dalam hidup. Pada diri sendiri, pada Tuhan dan pada manusia dan alam sekitar.

Ramadhan adalah perjalanan spiritual seorang manusia. Tak hanya menahan haus dan lapar yang tak seberapa disiang harinya, Ramadhan adalah refleksi dari takaran keimanan kita. Ramadhan membawa kita menyusuri lebih jauh ke dalam diri. Suatu perintah Tuhan yang dimulai dengan firmanNya ”Wahai orang-orang yang beriman”. Karena hanya orang-orang beriman yang akan sanggup menyusuri dan menyelesaikan perjalanan ini.

Ramadhan adalah kesempatan yang sempurna untuk mengenal dan merefleksi diri kita. Waktu terbaik untuk menata prioritas hidup sebagai seorang hamba. Siang dan malamnya bergelimang keberkahan. Pahala bertaburan berkelimpahan. Semua amalan akan diganjar pahala layaknya poin jakpot berlipat ganda. Kesempatan yang mungkin tak datang lagi tahun depannya, semoga bisa manfaatkan dengan bijaksana.

Semoga setiap sujud, setiap takbir, setiap zikir, dan setiap interaksi dengan Al-Qur'an menjadi momen yang mempererat ikatan kita dengan Allah SWT. Semoga haus dan lapar menjadikan kita manusia yang peka akan akan kondisi sesama. Semoga diujung perjalanan, kita mencapai derajat taqwa.

Selamat menunaikan Ibadah Shiyam dan Qiyam, saudara handai taulan seagama di seluruh jagat raya. Semoga keberkahan Ramadhan memenuhi kehidupan kita.  

Resensi Temanku Orang Buku

 

Biodata Buku

Judul buku    : Temanku Orang Buku

Penulis           : Muhidin M. Dahlan

Penerbit         : JBS

Tahun terbit  : 2023

Tebal buku    : 190 halaman

Sejak kecil, buku selalu menjadi teman istimewa buat saya. Menghabiskan jam istirahat Sekolah Dasar di pojok ruang guru yang penuh dengan buku-buku baru, tidak kembali ke kelas hingga jam sekolah berakhir karena saya lupa waktu jika sudah ”terbenam” di tumpukan buku perpustakaan pesantren, bergadang menuntaskan hingga halaman terakhir sebuah novel Lucy Maud Montgomery padahal besoknya ujian semester di kampus, dan membawa serta buku setiap saya pergi berkendara ke beberapa tempat. Begitulah arti buku dalam denyut nadi saya. Bahkan salah kesekian saya menikahi suami karena kami sama-sama mencintai buku dan kata-kata.  

Sebegitu istimewanya buku bagi saya, membuat saya mengenal dan berkenalan dengan beberapa penulis yang karyanya saya baca. Dan suami saya berperan banyak mengenalkan saya pada mereka. Saya masih ingat bagaimana senangnya saya bisa menginap semalam di rumah sekaligus toko buku sastra milik seorang teman saat bulan madu kami di Jogja, dan bagaimana exitednya saya saat berfoto bersama Joko Pinurbo di sebuah festival kesenian waktu itu. Atau betapa bahagianya saya setelah ngobrol sebentar sambil sarapan sate bersama Pinto Anugrah pagi itu. Buku dan penulisnya adalah pendar lain dalam terang benderangnya hidup saya.

Namun seberapapun istimewanya buku bagi saya, tak sampai hingga mengenal orang-orang buku dan seluk beluk persebaran dunia perbukuan. Hingga dua hari lalu, saat sebuah paket buku pesanan suami terlihat di atas meja dan saya melihat kelima buah judulnya. Kata suami dia hanya pesan tiga buku, tapi malah dikirim lima, begitulah salah satu keistimewaan berteman dengan orang buku. Ada satu judul yang membuat saya tertarik membuka plastik sampulnya. Judul buku ini sudah beberapa kali melintas di beranda akun Instagram saya yang mengikuti sebuah penerbit dan penjual buku sastra kesayangan kami, Jual Buku Sastra (JBS), karena buku ini diterbitkan di sana. Judul buku itu, ”Temanku Orang Buku”, karya Muhidin M. Dahlan. 

Buku ini seperti biografi singkat dari 27 nama yang bergerak dalam ruang remang kerja di ranah perbukuan. Gus Muh mempersembahkan kisah-kisah mereka dan merangkai potret-potret inspiratif dari para penggerak perbukuan yang mengubah dunia dengan kata-kata dan kerja nyata mereka. Seolah tidak ingin tergerus oleh ingatan yang dangkal, Gus Muh ingin mematrikan teman-teman disepanjang nasib perbukuannya dengan memberi mereka panggung dalam ingatan semua pembaca buku ini.

Layaknya menceritakan seorang teman, Gus Muh menceritakan mereka ber-27 dengan gamblang, dengan ”telanjang”. Namun garis merah dari semua pertautan takdir orang-orang ini tetap satu: Gairah yang luar biasa untuk dan pada buku.

Layaknya sebuah dokumentasi, rekam jejak orang-orang buku ini akan terus tercatat dalam sejarah dan menjadi halte perkenalan para pembaca buku seperti saya yang tak berteman dengan orang-orang buku ini. Jika penasaran tentang insan-insan perbukuan yang luar biasa itu, silahkan menyambangi mereka melalui buku 190 halaman ini. Panjang umurlah dunia perbukuan.


MICROLEARNING DALAM PENDIDIKAN: SOLUSI UNTUK GENERASI DENGAN DAYA PERHATIAN PENDEK

  Makin kesini, sebagai dosen saya makin menyadari mahasiswa sekarang a.k.a GenZ memiliki rentang fokus yang semakin singkat. Awalnya, jadwa...