Drama korea Queen of Tears berakhir dengan
rating tertinggi 24,9 %. Rating
ini tercatat sebagai rekor tertinggi drama korea yang tayang di stasiun TV tvN.
Sebagai pecinta drakor, alasan utama saya menonton drama ini tentu saja karena
aktornya. Comeback akting aktor termahal Kim Soo hyun.
Saya mengenal Kim Soo Hyun sejak drama Dream High yang ia bintangi Bersama
Suzy, IU dan aktor lainnya. Siapa sangka setelah waktu berlalu ia menjadi aktor
termahal dengan akting yang memukau. Drama yang digarap oleh dua sutradara,
yaitu Jang Young-woo dan Kim Hee-won ini juga menampilkan Kim Ji won. Meski
udah tau Kim Ji won sejak drama The Heirs 2013 lalu, namun aktingnya di drama
Descendants of The Sun pada 2016 lah yang bikin saya jatuh hati pada aktris
cantik ini.
Seperti drama romance pada umumnya, kisah yang ditampilnya cukup sederhana.
Namun seperti biasa, salah satu daya tarik drakor adalah mampu menyajikan kisah
yang sederhana menjadi sangat dalam dan bermakna.
Kisah ini menceritakan seorang Baek Hyun woo yang diperankan oleh Kim
Soo-hyun. Sosok lelaki sempurna yang sebenarnya sulit ada di dunia nyata.
Hehehe. Tampan, Mapan, Cerdas, Pintar, Pengacara jebolan SNU, atlet tinju, jago
renang, anak kepala desa dan juragan pir yang cukup di hormati di kampung
halamannya plus baik hati dan bucin pula. Baek Hyun woo memulai karir pengacaranya di perusahaan
Queens Group. Perusahaan
tempat ia bertemu dan jatuh cinta pada Hong Hae in, anak magang yang suka
menendang mesin fotokopi, sering dimarahi dan mengalami kesulitan yang ternyata
adalah cucu pemilik perusahaan.
Kisah cinta itu membawa mereka pada sebuah pernikahan yang membuat iri
banyak orang. Pernikahan ini menambah kesempurnaan seorang Baek Hyun woo yang disebut-sebut bak cinderella versi
cowok. 3 tahun menikah, hubungan itu sepertinya tak terselamatkan lagi. Dan
Hyun woo berniat untuk menggugat cerai istrinya. Usut punya usut, ternyata
bukan tekanan dari keluarga Hae in yang membuat Hyun woo ingin menyerah, tapi
hubungan dingin dengan istrinyalah yang membuat Hyun woo merasa bahwa
perceraian adalah jalan yang tepat buatnya untuk terbebas dari istri dan
keluarganya.
Cerita itu dimulai dari sebuah kebahagian saat Hae in dinyatakan hamil 3 bulan. Namun
kebahagian tersebut tak berlangsung lama. Hae in keguguran dan kehilangan buah
hatinya. Namun alih-alih berpelukan dan merasa sedih bersama, Hae in dan Hyun
wo memilih cara lain menutupi kesedihan mereka. Hae in memilih mengosongkan
kamar bayi yang sudah mereka dekorasi, dan Hyun wo merasa marah saat Hae in
melakukan itu, dan malah pindah kamar tersebut. Sejak itu hubungan mereka jadi
terkesan dingin dan berjarak.
Membahas drama ini rasanya nggak lengkap tanpa membahas latar belakang
tokoh-tokohnya. Yuk kita kuliti satu persatu.
Hong Hae in
Cewek cantik pintar nan keren ini sebenarnya adalah sosok yang kesepian.
Ingat nggak saat bulan madu di Jerman, saat mereka jalan-jalan di taman yang
berdekatan dengan area pemakaman. Hae in bilang ”aku mau dimakamkan di
tempat yang ramai, biar aku nggak ngerasa sendirian”. Hae in yang selama
hidupnya apa-apa dilakukan sendirian, tak ingin sampai akhir hidupnya juga
seperti itu. Sikap Hae in yang dingin dan kesepian ini sebenarnya tak terlepas dari peran ibunya yang
membencinya sejak kecil, sejak kakak
laki-lakinya meninggal dunia. Sang Ibu menyalahkan Hae in sebagai penyebabnya.
Hingga puluhan tahun sang ibu membenci dan tak memberinya kasih sayang. Uluran
tangan Hae in kecil, selalu ditepis ibunya. Hae in tumbuh tanpa pelukan, dengan
rasa bersalah, kesepian dan tanpa kasih seorang ibu. Bahkan saat dia berusaha
memberitahu ibunya bahwa dia sedang sakit, ibunya bilang ”kalau kamu punya
masalah, pasti bisa mengatasi sendiri, selama ini kamu kuat dan bisa beresin
banyak hal sendirian”. Hae in jadi terbiasa tidak mengungkapkan perasaannya
dan merasa kosong sendirian. Ia tumbuh dengan dengan tuduhan penyebab kematian
kakaknya dan dianggap saingan oleh orang-orang sekitarnya. Dari luar Hae in
kelihatan tumbuh dengan baik. Tapi secara psikologis Hae in adalah cangkang
yang kosong. Hingga nggak aneh kalau setelah dewasa, Hae in jadi sulit
menunjukkan perasaannya sendiri, karena ngerasa hanya bisa bergantung dan
ngandalin dirinya sendiri. Buat komunikasi aja dia gengsi. Menunjukkan sedih
saat kehilangan buah hati saja dia tidak mau. ”Daripada mengetuk pintumu dan
berbicara, aku memilih diam dan membencimu”, Hae in mengakui perasaannya di
kemudian hari. Untungnya Hae in ketemu cowok green flag Baek Hyun woo yang
tumbuh dengan utuh.
Baek Hyun woo
Bertolak belakang dengan Hae in, pengacara berbakat Baek Hyun Woo,
dibesarkan dengan pelukan dan kasih sayang dari Ayah, Ibu dan kedua kakaknya.
Dibesarkan dalam keluarga yang hangat, diapresiasi semua pencapaiannya dan
dipuk-puk punggungnya saat iya punya masalah atau kalah. Oleh kehangatan itu,
Hyun woo tumbuh menjadi orang yang percaya diri dan baik hati.
Yoon Eun sung
Yoon Eun sung atau David Yoon yang
diperankan oleh Park Sung hoon memiliki masa lalu panjang dengan Hae in. Eun sung
merupakan mantan analis Wall Street yang berbakat dalam urusan merger dan
akuisisi. Suatu hari, Yoon Eun sung memutuskan pulang ke Korea dan melanjutkan
karier sebagai investor.
Tokoh antagonis nan nyebelin ini awalnya
hanya seorang anak laki-laki polos yang ditinggal ibunya di panti asuhan. Ibunya meninggalkan Eun sung kecil demi
uang. Demi mengejar ambisinya untuk menguasai uang konglomerat kaya yang
menjadikannya pasangan tidak sah konglomerat tersebut. Eun sung akhirnya tumbuh
dengan luka, trauma, penantian dan haus akan kasih seorang ibu dan dengan
pemikiran bahwa uang adalah segalanya, uang akan membawa ibu kembali padanya. Namun
saat uang ternyata tak mampu untuk meraih Hae in, Eun sung menemukan ”gong”
nya. Bagi Eun sung, ditinggalkan dan tak dicintai adalah trauma yang mendalam. Diakhir
episode ia malah tega menembak Hae in, wanita yang dicintainya, dan ingin
membawanya pergi meski dalam keadaan tidak bernyawa sekalipun. Meski
menyebalkan, Eun Sung sebenarnya sangat menyedihkan.
Hong Soo Cheol dan Cheon Da Hye
Hong soo Cheol tumbuh dengan dimanja oleh Ibunya. Apa-apa nggak boleh
karena takut Soo Cheol terluka. Sampai akhirnya ia malah baru belajar
mengendarai sepeda saat sudah punya anak dan ingin anaknya belajar sepeda dari
dia. Karena selalu dilindungi, meskipun berakhlak baik, Soo Cheol tumbuh menjadi
orang yang mudah dibohongi. Da Hye tumbuh di panti asuhan tanpa bimbingan orang
tua. Meski akhirnya ia kembali pada Soo Cheol, Da Hye sempat tergelincir
kehilangan arah.
Drama ini mengajarkan banyak hal pada kita. Peran orang tua, terutama Ibu
berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anaknya. Bahwa apapun itu, emosi sayang,
senang, sedih, marah, kecewa, ya ungkapin aja, apalagi sama suami sendiri.
Bahwa komunikasi adalah kunci utama dalam membina rumah tangga.
No comments:
Post a Comment